"Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena kamu tidak punya cukup waktu untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri" - Kata karun POS 2
Jalanan jogja minggu pagi kemarin cukup lengang, hanya dalam waktu 15 menit saya sudah sampai di PKM FT *coba tiap hari kayak gini ya*. PKM masih sepi banget, cuma ada Isna, Imron, Edah, Norma sama tasnya Adit. Berhubung penugasan roti dan snack belum saya beli, jadi saya memutuskan untuk mencari terlebih dahulu. Sayangnya kopma masih tutup jam segitu.
Skip. Skip. Skip.
Sekitar jam 8 peserta upgrading
yang Cuma beberapa belas orang itu di kumpulkan di depan PKM dan diberi game
oleh Imron dan Tisha. Sebenernya gamenya geje sih, Cuma mainan samurai gitu,
terus yang salah dapet hukuman. Nah, pas penentuan kelompok siapa duluan yang
bakalan berangkat, ternyata kelompok saya yang menang :3 Berangkatlah saya,
Dina, Agus S, David, dan Sidiq setelah berbekal 3 amplop risalah yang kami
dapatkan dari Imron.
Amplop pertama kami buka,
ternyata isinya berupa prolog dari perjalanan yang akan kami lakukan seharian
ini. Kami diminta untuk menemukan masinin kreta HIMANIKA di sebuah tempat.
Petunjuk pertama, kami diminta untuk pergi ke tempat birokrasi tertinggi UNY
berada. Ah kecil, itu rektorat. Wkwk. Setelah sampai si rektorat, kami membuka
amplop terakhir yang berisi petunjuk menuju ke tempat selanjutnya dimana kami
harus bertemu dengan salah satu assisten masinis kereta HIMANIKA yang mengenakan
slayer orange di lengannya, dan berdiri di sebuah tempat yang menghubungkan dua
daratan. Sebenernya udah ngerti sih pasti kalo nggak Revan ya Arip yang bakalan
kita temui.
Setelah sampai di tempat yang
dimaksud, kami ternyata bertemu dengan Revan. Kasian banget berdiri sendirian
disana :D Terus kita laporan dan mendapatkan risalah baru untuk mencapai tempat
selanjutnya. Skip skip skip, setelah melewati jalanan aspal sampai jalanan yang
beraspal-tapi-nggronjal, dan melewati lokasi pembuatan genteng dengan gunungan
gabah, sampailah kami di lokasi dimana masinis kreta HIMANIKA berada.
Setelah beristirahat sejenak,
kami diberi waktu, kertas, gunting, spidol untuk membuat nama kelompok,
yel-yel, dan cocard. Setelah berunding sejenak, kami memutuskan untuk memberi
nama kelompok “SOEKARNO”. Pokoknya yel-yel udah jadi, cocard udah jadi. Sip
lah.
Bersama temen-temen kelompok SOEKARNO
Lanjut ke pos pemberangkatan,
dimana masing-masing dari kami diminta untuk mengajukan dua buah pertanyaan.
Boleh untuk dijawab satu orang ataupun dijawab seluruh anggota kelompok.
Peraturannya dua, harus jawab dengan jujur dan tidak boleh mengungkapkan
perasaan. Ketika tiba giliran saya untuk bertanya, pertanyaan kedua saya adalah
“Apa penilaian teman-teman terhadap saya, baik dari segi kebaikan maupun
keburukan serta saran untuk saya?” . Banyak saran yang saya terima dari jawaban
teman-teman, mereka menasihati saya agar saya tidak menjadi manusia galau.
Haha. Bahkan Adit bertitah, “Jodoh nggak akan kemana…” Hemm…. :3
Skip.
Jalan ke Pos 1. Belum juga
apa-apa udah nyasar duluan, sampe harus diarahkan sama Disma. Pas udah cukup
jauh dari pos keberangkatan, kami lihat ada sebuah tanda warna merah yang
selalu jadi ciri khasnya HIMANIKA untuk perjalanan “bersenang-senang”. Tapi
sebelum mulai perjalanan tadi, kami tidak diberi petunjuk apapun soal tanda
selama perjalanan, alhasil ada salah satu dari kami yang bertanya dan mendapatkan
jawaban bahwa memang tidak ada tanda khusus selama perjalanan, hanya diminta
untuk mengikuti tanda dan mengikuti risalah yang kami dapatkan dari pos
pemberangkatan tadi. Setelah ‘mblusuk’, kami menemukan sungai yang panjang
terbentang di hadapan kami, kemudian di bawah sana sudah menunggu Mas Adit dan
Mas Himawan. Wah, asik nih mainan air :3
Ternyata itu bukan pos, kami
hanya diminta untuk mengisi 10 plastik dengan air sungai dan menyebrangi sungai
tersebut. Sungainya lumayan deras dan dalam, saya sampai cincing cincing celana
tapi tetep aja basah. Dina juga cincing rok, tapi saya bilang, “udah gak
apa-apa basah juga, daripada dinaikin sampe atas”. Akhirnya dengan susah payah
dan melalui drama pelemparan sandal dan sepatu yang membuat sandal saya nyaris
hanyut, kami bisa menyebrangi sungai tersebut dan sampailah di pos 1.
POS 1
"Saya sudah bisa. Saya sudah tahu. Itu tidak penting.
Kata-kata itu yang menghalangi kita untuk mendapatkan hal baru"
Isinya ada mas Kholis, mas Ade,
mbak Yuni sama Arip. Game yang dimainkan adalah opposite. Jadi kami diminta
untuk berbaris dengan mata ditutup slayer, kemudian kami diminta memegang
pundak teman di depan kami. Setiap ada instruksi dari instruktur, kami harus
melakukan kebalikannya *paham dong ya* :3 Awalnya memang kami berpegangan,
tetapi di level yang lebih tinggi, kami diminta melepas pegangan itu. Alhasil,
kami menjadi makin tidak beraturan barisannya ketika kami tidak benar-benar
fokus mendengarkan instruksi yang diberikan.
Di akhir game, ada makna yang
terkandung dalam game tersebut yaitu komunikasi dan fokus. Komunikasi, adalah
sebuah kondisi dimana terdapat server – informasi – dan receiver yang semuanya
memiliki andil dalam sebuah organisasi. Kemudian fokus, fokus mendengarkan
instruksi berarti dalam perjalanan, kita tetap fokus pada apa yang kita tuju.
Perbedaan yang dirasakan ketika masih berpegangan dan tidak berpegangan adalah,
ketika kita masih berpegangan, kita merasa masih punya teman, dan bisa saling
mengingatkan dan membernarkan jika salah satu dari kami ada yang salah.
Sedangkan ketika pegangan itu dilepas, kita tidak bisa mengetahui siapa yang
salah kemudian bagaimana kita harus membenarkannya. Tangan itulah yang
diibaratkan dengan komunikasi.
Next,
Harusnya kami ke pos 2, tapi
berhubung sempet denger suara orang ketawa dan ternyata itu Revan *revan kan
panitia*, jadi kami malah menuju kesana. Padahal sesampainya disana….
R : “Temen-temen ini tadi dari
mana?”
Kami : “Dari pos satu…”
R : “Tadi petunjuknya gimana?”
Kami : “Pergi ke selatan…”
R : “Selatannya sebelah mana?”
Kami : *bingung bareng-bareng*
R : “Silakan lihat dulu di
selatan, ada pos yang lain atau enggak…”
Saya paham disini kalau ternyata
kelompok kami… NYASAR :3
Akhirnya kita menyusuri jalan ke
selatan dan menemukan ada pos 2 yang berisi mas Wafda, Imron, mas Lingga dan
Disma disana, haha. Isin banget salah jalan.
POS 2
Begitu saya lihat materi game
nya, saya langsung tau seperti apa game yang akan diberikan di pos ini. Karena
game ini membuat saya jadi KSBB *haha*, alias saya dan beberapa teman
seperjuangan di LFC pernah memainkan game ini saat pembubaran panitia LFC di
Nglanggeran, Juni setahun silam.
Jadi game nya gini. Instruktur
menyiapkan beberapa tali raffia yang sudah dipotong sama panjang, kemudian
kedua ujungnya dijadikan satu. (Selengkapnya tentang game ini, baca di post ini). Kami diberi waktu 5 menit untuk menyelesaikan game tersebut. Kami diberikan
dua kali kesempatan untuk menukar tali yang dimiliki dengan tali yang dimiliki
orang lain. Sayangnya, sampai waktunya berakhir, kami masih menyisakan satu
simpul yang masih belum bisa terurai, sedangkan kesempatan bertukar tali sudah
digunakan semua.
Tapi ketika dulu saya memainkan
game ini, saya belum tau apa makna yang terkandung dalam game ini Ternyata,
penjelasannya saya dapatkan setahun berikutnya, dengan cara yang lebih manis :) #eaaaak
Haha, apa sih penjelasannya?
Haha, apa sih penjelasannya?
Game tadi memiliki makna, bagaimana
seharusnya cara kita menyelesaikan sebuah masalah. Awalnya simpul simpul yang
berantakan di tengah itu harus kita uraikan terlebih dahulu, seperti halnya
jika kita mengalami sebuah permasalahan di kepanitiaan atau organisasi. Saat
temu perdana, semuanya masih terlihat biasa saja, tetapi ketika sudah terpisah
pisah menjadi berbagai macam sie, disanalah baru kita akan menemukan
permasalahan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut harus dicari, bagian
mana sih yang salah, kemudian karena masing-masing sie terkoneksi, kita
menyelesaikannya satu persatu tapi secara bersama-sama. Dari game itu juga, mas
Wafda selaku instruktur membagikan rumus untuk mengatur jadwal kegiatan kita
selama satu hari. Yaitu dengan rumus 24/n, dimana 24 adalah jumlah jam dalam sehari
dan ‘n’ adalah jumlah kegiatan kita dalam sehari. Dari itulah bisa dibuat skala
prioritas untuk bisa menentukan kegiatan manakah yang sekiranya perlu
didahulukan.
Mas Wafda juga memberikan
pertanyaan, “Jika kalian memiliki dua kegiatan yang berjalan bersamaan, apa
yang akan kalian lakukan supaya kegiatan tersebut tetap bisa berjalan?”. Saya
pribadi memberikan jawaban, “Dalam dua kegiatan tersebut, tidak mungkin kita
bekerja sendirian. Ketika berada dalam sebuah sie, otomatis kita bekerja dengan
beberapa orang sehingga kita bisa mempercayakan amanah yang sedang kita emban
supaya mereka dapat membantunya. Tapi ketika kita berada dalam posisi
‘sendiri’, atau sebagai KSB misalnya, dan tidak dapat diwakili oleh siapapun,
maka prioritaskan hal itu terlebih dahulu”.
Karena kelompok kami tidak
berhasil menyelesaikan game dengan baik, maka kami mendapatkan ‘sanksi’ dari
pos 2. Kami diminta memilih paket A, paket B atau paket C. Kelompok kami
memilih paket A atau paket Sayap. Kemudian masing-masing kami dibekali daun
talas dengan berbagai macam ukuran, kemudian daun talas tersebut diisi dengan
air sesuai dengan daya tampung masing-masing daun talas. Daun tersebut
diibaratkan sebagai kapasitas, sedangkan air diibaratkan sebagai ilmu yang kita
miliki. Setiap orang memiliki kapasistas yang berbeda, dank arena kapasitas
yang berbeda itulah maka ilmu yang bisa diserap pun berbeda. Namun bagaimana
cara kita agar kita bisa membuat agar ilmu yang kita serap bisa lebih banyak?
Upgrade kapasitas kita :)
POS 3
Pos ini berisi mbak Lusi, mas
Lilik, mas Rizal dan Revan. Game pada pos ini ada dua, yang pertama hampir sama
dengan pos pemberangkatan dan pos satu. Yaitu game opposite, kejujuran dan satu
lagi adalah melempar air yang telah dibawa dari sungai tadi kepada teman yang sudah
memegang ember berlubang. Seharusnya pos ini menjadi pos penghabisan alias
kalau bisa sih basahnya nggak nanggung-nanggung, tapi sayangnya harapan itu
tidak terealisasi karena waktu yang terlalu mepet sedangkan kelompok kami belum
menunaikan ibadah Sholat Dzuhur.
Skip. Skip.
Pos kesimpulan ditunda sampai
kelompok kami selesai menunaikan ibadah sholat Dzuhur, Ashar dan makan siang :3
Setelah semua peserta sampai di
pos kesimpulan, kami bergegas menuju Rumah Makan Padang untuk agenda
selanjutnya. Duh, seneng ini bagian makan-makan. Hehe.
Sesampainya disana, ternyata kami
dibersamai oleh Mas Abdullah, ketua HIMANIKA 2008. Beliau memberikan banyak
cerita dan pengalaman mengenai upgrading dan segala dinamika organisasi yang
pernah beliau rasakan dan alami. Beliau menyampaikan 3 hal yang harus dimiliki
agar bisa berorganisasi dengan baik,
1. Kapasitas
2. Soliditas
3. Kontribusi
Selanjutnya sholat maghrib
kemudian makan malam. Saya makan satu piring bertiga sama Dina dan Riyan,
kemudian dikelilingi oleh teman-teman angkatan 2012 lainnya. Membaur bersama
mereka, merakyat, berbagi cerita selama upgrading, saling bertukar pengalaman
dan saling berbagi makanan.
Terakhir, pembacaan nominasi, dan
sharing dengan PH serta DPO. Alhamdulillah kegiatan upgrading telah berakhir
dan berjalan dengan lancar. Mungkin ini adalah upgrading pertama dan terakhir
saya, karena tahun kemarin saya melewatkan kegiatan upgrading ini, sedangkan
tahun depan saya juga tidak bisa menjadi salah satu bagian dari teman-teman DPO
yang mengisi pos outbond di acara upgrading HIMANIKA. Harapannya, semoga hasil
dari kegiatan upgrading ini bisa kembali meluruskan niat kita semua dalam
perjalanan mencapai sebuah tujuan di awal perjalanan kita dulu. Dan apa saja
yang bisa didapatkan bisa diterapkan dalam kehidupan kita, mulai dari sekarang,
besok dan selamanya. Senang bisa menjadi bagian dari upgrading HIMANIKA 2013 :)
Bersama teman-teman Departemen MINBAK
"Keburukan bukan untuk diperbaiki, tetapi dihilangkan. Kekurangan bukan untuk dihilangkan, teteapi diperbaiki"
terimakasih mb ipeh.. sangat bermanfaat.. :)
BalasHapus