1 Februari 2024

Bracket

Di tahun 2023 kemarin aku mengambil sebuah keputusan yang cukup besar dalam hidupku. Sesuatu yang udah kurencanain dari lama, tapi maju mundur maju mundur terus karena satu dan lain hal.

Sampai di bulan Agustus, akhirnya rencana itu jadi kenyataan.

Aku pasang behel. Wkwk.

Nggak sedikit orang-orang disekelilingku yang bertanya, "Giginya kan udah rapi, kok behelan?". Dan nggak hanya sekali aku menjelaskan ke mereka kalau aku memang butuh karena aku ada problem sama salah satu gigiku. Sebenernya salah satu alasanku maju mundur pas mau pasang behel ini juga karena aku merasa 'sayang'. 

Secara umum, sejak kecil kondisi gigiku baik, nggak ada yang berantakan sampai si behel ini menjadi situasi yang darurat. Justru gigiku sebenernya malah berlebih karena ada satu gigi gingsul yang tumbuhnya di bagian dalam gigi yang udah ada. Si gigi gingsul ini tumbuh di dalam karena ada gigi susuku yang nggak lepas dari aku kecil, jadi gigi tetapku nggak punya tempat tumbuh dan dia tumbuhnya di belakang gigi susuku itu. Sebagai catatan, gigi gingsulku itu gigi taring.

Semua berjalan normal walaupun aku jadi sering sariawan karena gigi gingsulku itu posisinya persis di pinggir lidah. Kalau lagi kecapekan atau panas dalam, gesekan gigi sama lidah itu langsung bikin jadi sariawan. Kadang kalau pas lagi perih-perihnya tu gigi gingsul ini rasanya pengen kucabut aja. Waktu berjalan terus sampai waktu aku hamil, gigi susuku yang gak copot-copot itu berlubang. FYI, ibu hamil itu kalsiumnya bakal banyak diambil sama bayik, tulang dan gigi akan jadi sasaran empuk, jadinya butuh banget suplemen kalsium tambahan. Waktu itu ku diemin aja sih karena kalau ibu hamil kan gaboleh cabut gigi juga ya. Sampai akhirnya gigiku itu patah waktu anakku udah lahir. Di situlah aku mulai aware sama gigiku bakal seperti apa selanjutnya, hingga rencana behel gigi muncul, karena....

Karena kalau aku senyum jadi keliatan ompong. 

Ga pede banget lah pokoknya. Terus aku inget si gigi gingsul ini posisinya ada di belakang gigi yang ompong. Tapi dia ga bakalan maju gitu aja kan untuk ngisi gigi yang patah tadi, harus ditarik keluar. Dan gabisa gitu aja karena sisa akar giginya juga perlu diambil.

Aku ngobrol dong sama baba baiknya gimana. Dia setuju kalau aku mau behel. Nggak cuma biar giginya dirawat, tapi juga biar nggak sering sariawan lagi lidahnya. Pas udah mantep banget untuk ke dokter gigi, pas banget baru dapat rejeki. Jadi bener-bener uangku tuh pas-pasan. Pas butuh, pas ada.

Aku caritau dulu tuh kalau pasang behel rasanya bakal kayak gimana, waktunya se-lama apa, nanti bakal masih bisa makan atau enggak, sakitnya seberapa. Pas udah mantep banget, baru deh ke dokter gigi untuk pasang. Awal pasang di bulan Agustus itu nggak langsung di gigi atas dan bawah. Gigi atas dulu. Pas proses pemasangannya itu nggak sakit sama sekali dan juga nggak begitu lama. 30 menitan aja.

Kesan 30 menit pertama setelah pakai behel adalaaah, ya aneh aja karena nggak terbiasa ada benda nempel di gigi, dan itu banyaaaak. Besok paginya, baru deh gigi ngilu semua. Kesenggol aja sakit, terutama yang bagian atas. Makanan yang bisa dimakan cuma bubur. Masih belum kebayang kalau gigi bawahnya juga udah dipasangin behel bakal serepot apa dalam urusan makanan.

Behel di gigi yang bawah dipasang sekitar dua minggu setelahnya. Gigiku yang udah mulai beradaptasi harus ngerasain ngilu lagi. Paham ga sih rasanya laper, pengen makan, tapi gabisa karena giginya sakit. Hal tersedih dalam hidupku.

Selain naruh kawat di gigi, proses behel gigiku juga nggak lepas dari cabut gigi. Sampai hari ini, 5 bulan setelah aku pasang behel, udah 5 gigi yang dicabut dan masih sisa satu yang harus dicabut lagi. Cabut gigi juga ada beberapa cerita yang berakhir nangis-nangis saking sakitnya. Aku juga nyabut salah satu gigi bungsu karena berlubang gede. 

Setelah ngomongin bagian nggak enaknya, sekarang aku mau update progressnya aja. Alhamdulillah gigi gingsulku sekarang posisinya udah rata sama gigi yang lain. Sisanya tinggal nyabut satu gigi bawah dan nanti ngerapetin lagi supaya nggak pada renggang. Di awal, dokter gigiku udah bilang kalau kemungkinan besar profil wajahku berubah karena rahangku juga berubah. Sekarang udah terasa nih, bagian pipi terasa lebih tirus. Buat sebagian orang mungkin ini keinginan mereka, tapi buatku ini terlalu tirus karena aku dasarnya udah kurus. Sebelum dibehel, aku hati-hati banget kalau ketawa dan gak pernah pede untuk dilihat dari arah kiri. Lidahku juga udah nggak pernah sariawan lagi.

Kalau ditanya, worth it nggak sih?

Sejauh ini sih worth it gaes! Tapi masih harus bersabar karena perjalanan masih panjang. Nanti akan kuupdate lagi progress behelnya di beberapa bulan ke depan.

18 Januari 2024

2023 yang Hilang

Setahun kemarin sama sekali nggak nyentuh blog ini. Luar biasa memang tingkat kemageranku. Agak aneh juga karena biasanya tiap suntuk atau ngajarnya sambil nunggu anak-anak praktik di lab pasti kusempetin nulis di blog walaupun cuma curhat tipis-tipis.

2023 diawali dengan yudisium PPG Daljab yang Alhamdulillahnya bisa kuhadiri secara offline di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta. Perjuangan lulus PPG yang nggak se-sulit-itu, tapi juga nggak semudah itu. Aku cukup beruntung mengampu mapel yang antrian PPG Daljabnya nggak sebanyak mapel yang lain, jadi di pertengahan 2022 aku ujian, lolos dan langsung kuliah lagi selama 5 bulan. Bagi waktu sama kerjaan ngajar juga nggak terlalu keteteran, cuma deg-degan aja setiap mau PPL karena waktunya udah mepet banget pembagian raport.

Di tengah tahun 2023 bestie-ku resign dari sekolah. Sedih sih tapi kan life must go on. Cuma bisa berdo'a supaya apapun langkah yang dia tempuh selalu dilindungi Allah. Resign-nya bestie ku yang awalnya kupikir akan berjalan dengan mudah ternyata menyisakan prahara yang nggak ada udahnya (even sampai sekarang pun masih ada tuh praharanya). Dari yang awalnya respect sampai akhirnya eneg sendiri udah kulewatin. Long story short, sikap seseorang dalam menghadapi masalah memang nggak bisa dipandang dari usia.

2023 juga menjadi tahun dimana akhirnya baba lolos ujian PPPK dan dilantik jadi ASN. Sesuatu yang nggak pernah ada dalam bayanganku, tapi ini rejeki buat baba si-anak-penurut apa kata orang tua. Dan karena baba jadi ASN inilah aku yang tadinya nggak begitu berminat jadi mulai, "Wah, boleh juga nicccc!", hinggaaaaa...

Di akhir 2023 ada pembukaan PPPK Guru. Sebelum beneran bertarung di jalur tes CAT, aku lebih dulu bertarung dengan pikiranku. Ada penjegal dari dalam (ya tau lah ya kalau sekolah berbasis yayasan) yang mencoba berbagai cara agar tidak kehilangan banyak guru di penerimaan PPPK 2023 ini. Nggak semua guru honorer swasta mendapat kesempatan untuk mendaftar karena formasinya yang tidak tersedia. Aku cukup beruntung karena formasi untukku tersedia, jadilah aku resmi mendaftar. Bestie-ku bilang kalau aku harus sungguh-sungguh di tes ini karena ini adalah 'jalur keluar' yang membanggakan. Aku setuju. Aku belajar betul-betul, cari kisi-kisi dan meluangkan waktu untuk belajar. Salahku satu, aku kurang komunikasi dengan sesama pelamar P4. Ini efeknya ada ketika aku melaksanakan tes. Ternyata, apa yang aku pelajari sama sekali nggak ada yang keluar di ujian. Dari soal pertama udah nangis banget huaaaa, makin ke bawah makin nangis ngerjain soalnya. Konsentrasi buyar tapi aku tetap mencoba sebisanya. Selesai tes, hasilnya keluar. Udah pasrah deh apapun hasilnya.

Waktu hasil tes murni keluar, aku mencoba untuk mengurutkan sendiri dari nilai terbesar. Berdasarkan jumlah nilai (belum ada afirmasi serdik), aku ada di urutan ke 15 atau 16. Sebenernya di sini udah agak tentram, tapi kalau keputusan final belum terbit ya pasti masih ada perubahan. Puncaknya adalah di tanggal 22 Desember 2023, 5 menit sebelum keluar pintu rumah menuju ke stasiun. Notif smartphoneku berbunyi tanda ada pesan masuk.

"Peh, pengumumane saiki.."

Dengan terburu-buru (karena ngejar waktu berangkat ke stasiun juga), ku bukalah pengumumannya. Scroll, scroll, sampai akhirnya pegel dan memutuskan untuk menggunakan fitur 'search'. Dan, hasilnya... aku ada di urutan 26 sementara yang diterima dari P4 hanya 22.

Mendadak diem. Diem. Diem.

Sepanjang jalan ke stasiun dieeeem aja. Agak shock tapi kemudian 'yaudahlah'. Butuh waktu beberapa hari sampai akhirnya diri ini legowo dan mantep untuk bilang, 'besok kita coba lagi!'. Ekspektasiku tampaknya terlalu tinggi. Teman-teman di sekolah menganggap aku seolah pasti lolos. Ternyata malah jadi beban. 

Hm, sejujurnya dari hati terdalam aku cuma minta diberikan hasil terbaik sih. Kalau memang hasilnya belum lolos, berarti sekolahku yang sekarang adalah tempat terbaik buatku. Tapi kalau kemarin aku lolos ya berarti waktuku telah habis dengannya. Halah malah Januari.

Akhir tahun 2023 ditutup dengan 9 hari sama bocil di Bogor. Baba ga ikut karena ASN baru belum bisa ambil cuti sebelum setahun sejak dikasih SK. Ini juga yang bikin aku harus jaga mood biar mood bocil juga bagus. 

Setiap tahun selalu ada ups and downs-nya.

Harapanku di tahun 2024 ini adalah...

Semoga hidup ini
Kulalui dengan hati
Yang seterang bintang-bintang
Indah bertaburan
Tanpa kecewa, amarah, prasangka
Dan semoga selalu
Kujalani perintahMu
Tuhan, bimbinglah diriku
Penuh kasih
Yang Maha Pengasih
Do'aku selalu

8 April 2022

Teman-teman Ruang Guru

Hari ini Ramadhan 1443 H hari ke 6.

Mundur seminggu, di tanggal 1 April. Aku dan teman-teman ruang guru kehilangan salah satu rekan kerja di sekolah karena beliau diterima PPPK Guru dan udah dapat SK per tanggal itu. Jeda waktu yang cukup lama antara pengumuman penerimaan sampai pengangkatan SK, ditambah ini di pertengahan tahun pelajaran, bikin kami nggak ada ekspektasi sama sekali. Kami memang nggak se'dekat' itu, tapi pandemi 2 tahun belakangan ini memang membuat sekat-sekat di ruang guru terasa luntur karena kami banyak menghabiskan waktu bersama ketika anak-anak pembelajaran daring.

Beliau orang yang sangat cekatan, mandiri, mudah diajak bekerja sama dan punya dedikasi tinggi di sekolah. Kepergiannya rasanya bikin sebelah kaki kami pincang. Mungkin hari ini belum terlalu terasa, nggak tau yah kalau nanti. Nggak mau ngebayangin, takut sedih.

Tahun 2021 kemarin, beberapa teman juga memperjuangkan dirinya di berbagai tes. Sayangnya, belum boleh 'lulus' dari sekolah ini.

Nggak ada yang bisa kusampaikan selain ucapan selamat bertugas di tempat yang baru. Selamat mengabdi kepada negara tercinta, selamat atas terwujudnya perjuangan yang sudah dinanti-nantikan selama ini. Ruang guru pasti akan terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Tapi kami ikut bahagia.

Kalau kata Tulus,

Kau melanjutkan perjalananmu

Ku melanjutkan perjalananku..

Terus, aku kapan 'lulus'nya?