7 Mei 2019

Cerita Kehamilan: Trimester Kedua yang Nyaman

Setelah lepas dari drama mual dan morning sickness di trimester satu, akhirnya aku bisa merasakan nikmatnya makan ini itu tanpa mual di trimester dua. Dari pengalaman kehamilan pertamaku ini, trimester dua-lah masa yang paling ‘enak’.

Sumber: unsplash

Perut udah mulai kelihatan maju, tapi berat badanku nggak bertambah terlalu banyak. Kegiatan masih sama, ngajar di dua sekolah lima hari seminggu dari pagi sampai sore naik motor sendiri dengan jarak tempuh PP bisa sampai 40km lebih. Waaaaaaaaaw~

Hal yang paliiiing mengesankan di trimester dua adalah ketika ada makhluk kecil yang mulai bergerak di dalam perutku. Tendangan pertama! Yap, lagi tiduran tiba-tiba perutku terasa ada gerakan. Heboh dong, akhirnya si kecil di dalem perutku makin menunjukkan keberadaannya. Sejak hari itu, hampir setiap hari makhluk kecil di perutku nggak pernah absen untuk bikin aku dan Farid jatuh cinta dengan setiap pergerakan yang dia lakukan. Tiap hari kami nungguin adek untuk nendang perutku. Kadang perlu kami panggil-panggil dulu, kadang harus dielus dulu, kadang muncul gitu aja.

Afirmasi selalu aku lakukan. Makhluk kecil di perutku selalu ku ajak ngobrol, mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Ku bilang sama dia, “Nak, hari ini temenin ibu kerja ya. Kita naik motor ke sekolah. Nanti ibu naik motornya pelan kok nggak ngebut biar adek nggak keguncang-guncang. Anak pintar, anak baik, anak sholih..”, ku bilang juga ke dia, “Nak, sehat terus ya.. besok kalau sudah mau keluar, adek cari jalan yang mudah ya. Yang bikin adek seneng, ibu juga nggak susah..”, dan di penghujung hari ku bilang ke dia, “Nak, terima kasih ya hari ini udah jadi anak baik, temenin ibu kerja dan beraktivitas..”. Aku percaya sejak dalam kandungan, dia bisa dengar apa yang aku omongin. Farid juga selalu kuminta untuk interaksi sama adek bayi, ya supaya dia mulai bisa mengenal suara dan sentuhan ayah dan ibunya.

Waktu kontrol rutin kehamilan di minggu ke 19, ternyata jenis kelamin adek sudah kelihatan. Nah, aku dan Farid sudah mulai ancang-ancang untuk siapin nama buat dia, dan mikir-mikir besok kalo udah gede mau diajak main kemana. Hehe. Dalam beberapa kali USG, jenis kelamin adek tetap sama dan selalu kelihatan. Karena kadang kan ada tuh yang pas dilihat pertama kelihatannya perempuan, eeeh begitu kontrol lagi ternyata laki-laki. Alhamdulillah detak jantung normal, air ketuban cukup, posisi adek baik dan setiap ukurannya sesuai dengan usia kehamilan. Walaupun tiap kontrol harus menempuh jarak yang lumayan jauh dari Jalan Magelang sampai Banguntapan (deket JEC), naik motor, dan itu malam hari, rasanya ya bahagia-bahagia aja.

Si kecil tampak samping di usia 16 minggu.
Katanya, waktu yang tepat buat babymoon itu pas trimester dua. Sayangnya kami nggak sempat kemana-mana juga sih. Wkwk Paling cuma sempet kondangan ke Gunungkidul sama ke Bantul. Yaaa, karena kerjaanku yang full Senin-Sabtu, kadang kalo libur juga pengennya di rumah aja, ditambah Farid lagi on the way yudisium, jadinya yaa harus puas dengan berangkat kondangan. Lumayan, bisa sambil ketemu temen-temen kuliah yang akhirnya untuk pertama kali lihat aku dan perutku yang membuncit. Sebenernya di kehamilanku ini aku penasaran banget gimana sih kalau aku gendut? Karena nggak ada sejarahnya aku mengalami masalah kelebihan berat badan alias kutilang (kurus tinggi langsing). Kenyataannya, badan tetep aja kecil, cuma perut yang makin maju. Kalau yang nggak tau aku hamil, barangkali nggak ngeh kalau perutku ini sebenernya ada bayinya. Sisi positifnya, aku jadi nggak perlu ngeluarin uang untuk beli pakaian khusus hamil karena semua bajuku ketika masih gadis pun masih muat. Haahaha~

Untuk makanan yang aku konsumsi selama trimester dua sih masih sama dengan sebelumnya. Tapi karena udah nggak perlu pilih-pilih makanan, jadinya aku udah bisa makan makanan yang berkuah, banyak sayur dan banyak protein. Misalnya ikan laut. Alhasil, piknik deh ke Pantai Baru Bantul buat makan ikan laut #modus. Plus ditambah buah-buahan juga. Buah apa aja deh kalo aku mah, even nanas yang katanya nggak boleh dimakan juga tep aku makan. Tapi yaa cuma dalam bentuk rujak atau lotis yang jumlahnya nggak seberapa itu. Aku juga tetep konsumsi susu ibu hamil. Walaupun di beberapa literasi dan forum ku baca bahwa susu ibu hamil itu nggak wajib, karena ada beberapa yang alergi susu sapi, ada juga yang mual kalau minum susu sapi. Nah, sebagai substitusinya juga dengan minum susu UHT. Lebih ringkas juga sih karena kan tinggal colok terus sedot aja #ehApa. Kalau aku sih biasanya diselang seling. Kadang susu ibu hamil, kadang susu UHT full cream yang kandungan gulanya nggak terlalu banyak.

Untuk makanan yang dipantang, selama aku konsul ke dokter kandunganku itu sih beliau bilang nggak ada. Kecuali makanan mentah (kek sushi gitu) dan soda. Lainnya boleh, asalkan nggak berlebihan #bumilHappy Yeaaa!

Di trimester dua juga aku masih sempet-sempetnya jahit baju lho! Haha. Ada 3 baju yang bisa kujahit dan sudah dipakai juga. Satu atasan dan dua gamis umbrella. Ini bener-bener kuanggap sebagai prestasi besar sih haha. Aku ngerjainnya nggak ngoyo kok, kek harus sehari jadi gitu. Kalau udah capek nginjek dinamo mesin ya berhenti. Kalau adek udah nendang-nendang terus gegara keberisikan suara mesin jahit juga aku berhenti. Tapi puas banget! Baju yang aku bikin bisa selesai. Padahal kalau pas nggak hamil itu kadang bikin baju cuma badan depan sama belakang. Lengannya masih buntung dan udah males mau lanjutin lagi. Haha.

Enak banget sih rasanya. Nah, begitu masuk ke trimester tiga, ada banyak banget nih hal yang berubah. Lanjutin di tulisan berikutnya ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari: