10 Juni 2014

Tentang Kebersamaan

Setiap orang, di jauh di dalam lubuk hatinya, pasti tidak pernah ingin merasa sendiri. Apa lagi yang lebih menyedihkan selain merasa sendiri? Seperti yang pernah Tere Liye sampaikan dalam bukunya, yang paling membuat sedih adalah saat kita tidak bisa membagi apapun kepada siapapun. Saat kita memiliki kebahagiaan, tapi hanya diri kita sendiri yang menikmatinya. Saat kita berada dalam kesedihan, tidak ada seorang pun tempat kita berbagi cerita. Kalau aku boleh menambahkan, bahkan saat tidak merasa sedang kenapa-kenapa, perasaan merasa sendiri bisa membuat ketidak kenapa-kenapa an itu menjadi sebuah kenapa-kenapa.

Kebersamaan adalah bukan tentang seberapa banyak orang yang sedang bersama kita dalam suatu tempat. Kebersamaan adalah tentang bagaimana kita merasa ada, dihargai, serta bisa memberi arti bagi orang-orang disekeliling kita. Untuk apa kita dikelilingi oleh orang banyak, tapi kita tetap merasa sendiri?  Untuk apa kita berada diantara orang banyak, tapi seperti 'keadaan yang tiada'? 

Kebersamaan terbentuk karena waktu. Walaupun waktu yang lama bukan jaminan sebuah pertemuan bisa menjadi kebersamaan. Sekarang, bayangkan sebuah masa, dimana kita benar-benar berada dalam sebuah kebersamaan. Bayangkan dari pengalaman yang sudah pernah kita alami selama hidup ini. Bayangkan bagaimana orang-orang di sekeliling kita menganggap kita ada. Bayangkan bagaimana mereka tertawa karena kita melucu. Bayangkan wajah mereka satu persatu. Bayangkan berapa banyak waktu yang telah kita habiskan bersama mereka. Kenangan apa saja yang bercokol erat dalam hati dan pikiran kita ketika mengingat mereka..

Sekarang, bayangkan ketika perasaan merasa sendiri itu menyergap. Apa yang kita rasakan? Sesak? Takut? Sesak karena terkadang kita tidak bisa melakukan apapun untuk mencegah perasaan merasa sendiri itu agar tidak datang. Takut karena bayangan tentang kesendirian itu terus menerus menghantui sudut pikir.

Alangkah indahnya jika kebersamaan itu bisa berlangsung selamanya. Namun, waktu yang awalnya menjadi pembentuk kebersamaan itu, suatu saat akan menjadi sesuatu yang harus menghapus kebersamaan itu. Kemudian kita menjadi merasa sendiri lagi.

Kita takut merasa sendiri lagi. Padahal jika kita mau mengerti, hidup ini hanyalah tentang kebersamaan yang datang silih berganti. Kita tentu pernah melewati masa-masa sekolah yang berbeda jenjang. Kita pernah memiliki satu kebersamaan yang kemudian terganti oleh kebersamaan yang lain saat kita pindah jenjang sekolah. Kita sedih saat kita berpisah dengan orang-orang yang terlanjur bisa membuat kebersamaan itu terasa ada. Tentunya ini hanya analogi sederhana. Masih banyak cerita tentang kebersamaan dari segmen terkecil dalam kehidupan kita.

Kepada setiap orang diluar sana. Hargailah setiap kebersamaan yang berhasil kalian ciptakan bersama orang-orang disekitar kalian. Karena jika kelak waktu telah habis, maka habis pula kebersamaan itu. Sayangilah mereka selagi kita sanggup. Selagi kita bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari: