31 Agustus 2013

Tawa yang Tertahan


Atas nama seluruh tawa pada hari ini, saya mau menyampaikan terima kasih untuk ketiga sahabat yang sudah bersama meluangkan waktu untuk menikmati 'late holiday' untuk semester kemarin. 

Sebenernya ide untuk perjalanan kali ini muncul saat ada rencana syawalan ke rumah Pak Totok selaku dosen Pembimbing Akademik kelas F PTI 2011. Rencananya, selain silaturahmi ke rumah Pak Totok, saya dengan teman-teman sekelas juga akan pergi bersenang-senang ke Pantai Baru. Tapi, setelah di konfirmasi ke Pak Totok, beliau meminta agar syawalannya dilakukan di kampus saja. Alhasil, rencananya dialihkan hanya untuk bersenang-senang. Sayangnya, seperti biasa, kurang mendapat respon positif dari teman-teman sekelas, hingga akhirnya pada hari ini hanya ada empat orang yang bisa ikut. But the show must go on... Kalu misalnya ini dibatalkan, wah, saya kecewa. Hehe. Udah bener-bener kebelet main dan kangen juga sama temen-temen....

Saya sms ke temen-temen yang mau ikut supaya kumpul di PKM jam 7 pagi. Nyatanya, sesampainya saya di PKM, teman sekelas saya hanya ada Budi. Dan setelah menunggu beberapa saat, kami memutuskan untuk berangkat saja karena kemungkinan besar memang tidak ada lagi yang ikut. Awalnya, kami akan langsung ke tujuan yaitu Pantai Baru di Srandakan, Bantul. Tapi ternyata, Fiani yang niat awalnya mau nyegat di jalan baru bangun jam setengah delapan lewat, kami memutuskan untuk mampir ke rumah Fiani terlebih dahulu.

"Assalamualaikum, Bu, Fiani nya ada?"
"Oh, ada mbak. Masuk... Fiani kalo dibangunin susah. Tukang tidur..."
*dalem hati* Muahahaha :D

Saya sama Budi duduk dan nunggu Fiani datang ke ruang tamu. Aaaaak, kangen rasanya, setelah dua bulan nggak ketemu karena sama-sama sibuk PI. Saya di Jogja, sementara Fiani sama Budi di Jakarta, kami cerita banyak banget. Tapi yang nggak berubah dari mereka adalah, mereka tetep medok. Budi tetep cepet banget kalau ngomong, dan Fiani tetep lucu. Malahan, saya ngerasa kalau tingkat kelucuan Fiani naik beberapa tingkat. 

Sebenarnya kami bertiga masih nunggu satu pasukan lagi yang diterjunkan langsung dari Kalibawang. Yup, Farid. Setelah nunggu beberapa lama, dia sampai dan kami berempat berangkat. Sempet ada insiden ketika Farid kepleset dan motornya jatuh ke cor-coran semen. Seperti biasa, bukannya nolongin, kami malah jahat banget ngetawain dia.

Skip. Skip. Skip.

Sesampainya di Pantai Baru sekitar jam setengah sepuluh, kami langsung menuju pinggir laut. Aaaaaaak, walaupun minggu kemarin saya udah ke Parangtritis, tapi ini rasanya beda. Parangtritis itu rame jadinya nggak terlalu asik, sementara Pantai Baru masih sepi tadi siang. Saya ngerasa kayak anak kecil yang udah bener-bener penat sama sekolahnya, terus diajakin orang tuanya liburan. Yak, kami berempat ini adalah mahasiswa tingkat tiga yang baru selesai masa Praktik Industrinya dan menyadari bahwa waktu liburan sudah nyaris habis. Untuk Farid, Fiani dan Budi, mereka kayaknya kangen banget sama laut yang kayak gini karena di Jakarta nggak ada :p Kalau saya, saya bukan kangen lautnya. Laut itu cuma perantara. Sebenernya saya kangen sama temen-temen sekelas saya, kangen main bareng sama mereka.

Ada anak ilang

Setelah dapet tempat yang cukup rindang, kami bermain air atau Budi menyebutnya dengan keceh (baca e nya kayak kalo baca kata 'kecewa'). Awalnya masih malu-malu sama ombak laut, jadi kami hanya menyingsingkan celana kami dan berlarian ketika ada ombak datang. Tapi semakin lama, dan karena Budi yang mengawali, akhirnya siram-siraman pake air laut. Haha. Sayangnya, kami nggak mempersiapkan baju ganti, jadi kecehnya tadi agak nanggung. Sedangkan keceh pamungkasnya adalah ketika Budi sedang membelakangi laut, kemudian ada ombak cukup besar yang menghantam badannya sampai bajunya basah.

Lega juga sih, akhirnya saya bisa jejeritan di pinggir laut. Puas rasanya bisa teriak sekenceng itu. Nggak akan ada yang denger karena angin disana terlampau kencang, dan suara ombak juga mengalahkan suara teriakan saya. Fiani juga nggak mau kalah, akhirnya kami teriak-teriakan berdua, sementara Farid dengan enaknya tiduran beralaskan jaket di atas pasir .____.

Pas semuanya udah kembali menepi ke tempat meletakkan tas, kami beli kelapa muda atau biasa disebut degan. Sebenernya ada yang lucu pas minta dibeliin degan, tapi kalo ditulis pake bahasa tulisan lucunya nanti hilang :p Kami beli empat degan. Posisi duduknya begini : Fiani bersebelahan dengan Budi. Budi bersebelahan dengan Farid dan saya duduk membelakangi Farid. Ketika saya akan berpindah tempat, otomatis saya berdiri, nah ketika saya berdiri, ternyata pasir yang menempel di pakaian saya rontok kedalam air kelapa milik Budi dan Farid. Tapi Budi lebih beruntung karena posisinya jauh. Sedangkan Farid.. Hahaha, masih ngakak kalau ingat yang itu :D

"Nggonamu gulane gula tebu tho? Nak nggonku gula pasir tenanan. Seko pantat meneh.."
"Kamu bikin rasa bersalahku naik 10 kali lipat, Rid"
"Emang itu tujuanku kok"
*menjep*

Nggak enaknya buat Farid lagi adalah, ternyata kelapa yang dia pilih terlalu muda, jadinya daging buahnya belum terlalu banyak :3 #pukpuk

Sama Fiani :3


Skip.

Setelah ngobrol ngobrol, kami kemudian mendokumentasikan diri sendiri alias foto-foto. Sayangnya tidak ada yang membawa kamera. Sehingga, diputuskanlah menggunakan kamera depan iPhone nya Farid yang punya resolusi 1,2MP (kamera depan HP gue yang cuma VGA jadi nggak laku :|). Nah, pas cari pencahayaan yang pas, ternyata susah. Kenapa? Karena saya terlalu item ._____________. Jadinya, wajah temen-temen yang lain kelihatan semua, sedangkan wajah saya tidak.

Fiani, Saya, Budi, Farid

Ternyata foto sambil kebanyakan ngakaknya juga bikin laper. Akhirnya kami memutuskan untuk makan disana. Farid kepingin makan kepiting, tapi kata Fiani, kalau tidak ada perahu merapat, kepiting agak susah dicari di tempat penjualan ikannya. Setelah diskusi singkat, akhirnya kami memutuskan membeli kerang hijau sebanyak 1,25kg dimasak asam manis, dan cakalang bakar.

"Mau pesen ikan apa?"
"Dulu pas kita makan disini sama Selfi itu, ikannya namanya apa sih?"
"Cakalang itu.."
"Cakalang apa becok? Cakalang apa kemalen?"
"Sekarang itu, Peh"

Seperti biasanya, perut-perut kami memang buas kalau urusan makanan. Farid sih ngakunya nggak buncit, tapi keliatan kok kalo buncit. Budi mah emang kurus. Kalau saya sama Fiani, emmm... emmm.... kami cuma seneng makan aja kok. Hehe. Oiyak, kan pas makan siang ini, Farid pesen kelapa muda lagi. Tapi sayang seribu sayang, kali ini kelapanya sudah tua. Memakannya pun penuh perjuangan karena daging buahnya susah di congkel. Duh, kasian betul :p

Bisa disimpulkan sendiri

Selesai makan, kami mampir kerumah Akhi untuk menjenguknya yang dikabarkan sedang sakit. Tapi tidak seperti pembesuk biasanya, sesampainya disana kami malah 'ngerusuh'. Saya ngantuk dan akhirnya minta di puk-puk sama Akhi sampai akhirnya ketiduran di kursi ruang tamu Akhi. 

Bangun-bangun langsung ditodong pertanyaan ini sama Akhi :
"Udah sampe mana Han, tidurnya? Kalasan?"

Haha, mendingan diem aja.

Ternyata Farid masih juga membahas soal pasir yang masuk ke kelapa mudanya tadi. Duh .______.

Daaaaan, tahukah.. Setelah itu kami makan lagi. Gara-garanya Farid kepingin makan mie ayam. Akhirnya kami makan mie ayam di dekat rumah Akhi. Selesai makan, kami kembali ngobrol. Kali ini soal golongan darah. Kembali Akhi bercerita kalau golongan darah O itu nggak setia, kalau golongan darah A itu perfeksionis. Kalau golongan darah B itu setia tapi suka telat. Sampai akhirnya membahas soal pernikahan, dan Farid nyeletuk supaya bikin Trophy yang nantinya bakalan digilir untuk teman-teman yang lebih dahulu melangsungkan pernikahan. Aaaak, kok saya jadi mikir nanti nikahnya sama siapa yak?

Berhubung sudah nyaris Maghrib, kami berpamitan pulang pada Akhi. Karena saya pulang bersama Farid, saya 'dipaksa' cerita supaya dia nggak ngantuk :p

"Kalau yang ini namanya delman rid, soalnya yang ngendarain cowok. Coba kalau cewek, namanya delwoman"
"Oooh, berarti kalau becak itu dari...."
"Dari Madura?"
"Iyak... Kalo dari jawa, namanya bemas. Kalo dari jakarta namanya bebang.."
"Kalo dari sunda, namanya be'a atau bekang.."
"Kalo dari timur, namanya bekaka" *sambil logat timur indonesia*

Pokoknya, terima kasih banyak untuk waktu luangnya hari ini. Terima kasih sudah mengembalikan saya kepada saya yang bisa tertawa lepas seperti dulu. Buat Fiani, buat Farid, buat Budi, buat Akhi... Saya.. Sungguh senang :)

Ini adalah tawa yang tertunda dan tertahan dua bulan.


1 komentar:

  1. delwoman?
    njuk kenapa polisi wanita jenenge polwan? dudu polwati wae?

    BalasHapus

Komentar dari: