1 Januari 2013

Habibie-Ainun

Pic taken from here

Hari pertama di tahun 2013, diisi dengan menyaksikan sebuah film yang saya sebutkan di postingan sebelum ini. Sebuah film yang pada tahun 2012 belum sempat saya saksikan karena setelah tanggal 31 Desember 2012 tidak ada tanggal 32 Desember 2012, jadi film ini saya tonton di halaman pertama dari 2013.


Sampai di hari ke 12 pemutaran resminya di bioskop Indonesia, film ini masih menarik banyak orang untuk menontonnya. Terbukti dengan ketika saya menginjakkan kaki di depan Studio 21 Ambarrukmo Plaza, antriannya sudah mengular sampai luar pintu masuk bioskop. Alhasil harus ngantri lumayan lama, yaa setengah jam lebih beberapa menit untuk pada akhirnya bisa mendapatkan tiket yang filmnya tayang jam 11.30 dan masih bisa dapet tempat cukup nyaman dan tidak merusak mata dan leher.

Sebelum filmnya mulai, sempat bermunculan banyak iklan yang kelihatannya sih sponsor dari filmnya. Dan saya dapet bocoran kalo ditengah film nanti juga bakalan banyak iklan iklan yang narohnya nggak banget gitu. Hehe. Yaudah, saya coba nikmatin filmnya, sambil penasaran, seberapa bagus sih?

Settingan awal adalah saat Ainun dan Habibie masih sama-sama duduk di bangku SMA. Karena Ainun bisa menjawab pertanyaan gurunya ketika ditanya, "Mengapa langit berwarna biru?", gurunya yang saat itu berdiri mengapit Habibie dan Ainun berkata bahwa mereka akan berjodoh. Lalu berlanjut dimana Habibie yang ditantang teman-temannya untuk meledek Ainun, sampai keluar kalimat "Ainun jelek, Ainun item, Ainun seperti gula jawa" dari mulut Habibie.

Nah, ketika mereka sudah sama-sama dewasa, Habibie kembali ke Indonesia setelah bersekolah di Jerman. Habibie dan Ainun bertemu kembali, dan betapa kagetnya ketika Habibie melihat Ainun sudah jauh berbeda sejak mereka SMA dahulu. Sebutan Ainun yang dulunya "Gula Jawa" berubah menjadi "Gula Pasir". Singkatnya, mereka saling jatuh cinta dan Habibie mengajak Ainun untuk keluar sekedar berjalan-jalan. Meskipun ternyata yang jatuh hati pada Ainun bukan hanya Habibie, melainkan banyak orang yang kaya, berkedudukan tinggi, dan memiliki mobil, tapi ketika hati Ainun sudah terpaut pada Habibie, maka yang lain tidak dipedulikannya. Walaupun ketika menjemput Ainun, Habibie hanya menaiki becak. Dan di adegan ini, masnya berkomentar, "Wah, lancar jaya ya..." *maksudnya pendekatannya, hehe*.

Diatas becak, Habibie menyatakan perasaannya pada Ainun dan akan mengajak Ainun untuk pindah ke Jerman, bersamanya. Ainun tidak berjanji akan menjadi istri yang baik, tapi Ainun berjanji untuk selalu setia mendampingi Habibie, kemanapun ia pergi. Aaaaa so sweet :3

Lalu mereka menikah dan pindah ke Jerman. Ainunpun meninggalkan pekerjaannya di Indonesia sebagai seorang dokter. Ketika mereka berada di pesawat, Habibie berkata bahwa ia akan membuatkan sebuah truk terbang untuk Ainun, dan untuk Indonesia. Di Jerman, ada banyak cerita, mulai dari perjuangan Habibie dengan proyeknya, lalu penyakit kanker ovarium yang dialami oleh Ainun, dan masih banyak lagi. Yang saya cermati adalah ketika Habibie tidak memiliki uang untuk pulang ke rumah, dan memutuskan untuk berjalan kaki sampai kakinya melepuh merah. Ainun yang saat itu sedang hamil dan berada dirumah otomatis cemas dengan situasi suaminya, dan sesampainya dirumah, ketika Ainun membersihkan luka Habibie. Habibie bisa membaca raut wajah Ainun kemudian bertanya, ada apa. Menurut saya, itu cara Habibie bertanya pada Ainun itu juga so sweet sekali. Ainun bilang bahwa ia ingin pulang (ke Indonesia), tapi Habibie meyakinkan Ainun dan berkata bahwa Ainun kuat. Hingga akhirnya ia melahirkan anaknya di Jerman.

Setelah proyek Habibie di Jerman berhasil, Habibie mengirimkan surat kepada pihak Indonesia supaya menerimanya di sebuah Industri, untuk membuat sebuah pesawat terbang. Tapi ternyata, setelah mendapat balasan dari pihak Indonesia, ternyata industri belum bisa menerima Habibie untuk membuat proyek di Indonesia. Ditengah kesedihan Habibie, Ainun setia mendampingi dan selalu memberikan semangat kepada Habibie. Hingga akhirnya, saat itupun tiba. Habibie diminta langsung oleh Presiden Soeharto untuk menjalankan proyek pembuatan pesawat terbang di Indonesia, meskipun untuk menjalankan proyek itu, ia harus meninggalkan Ainun di Jerman. Ditengah pengerjaan proyek itu, ada saja hal-hal yang dilakukan oleh 'musuhnya' Habibie untuk menyogok Habibie. Tapi dengan tegas, Habibie menolak semua suap yang diberikan. Termasuk wanita cantik, yang pada scene itu, hiyek banget -_- Ainun yang sudah menyusul Habibie ke Indonesiapun, selalu berada disamping Habibie untuk menghadapi sogokan-sogokan yang berdatangan. Sampai akhirnya, pesawat buatan anak negeri yang proyeknya dikepalai Habibie pun selesai dibuat dan akan dilakukan first flight yang cukup sukses.

Singkatnya, Habibie kemudian diangkat menjadi menteri. Kemudian diangkat menjadi wakil presiden RI.

Pada masa itu (1998) sedang terjadi demonstrasi besar-besaran untuk menggulingkan pemerintahan Soeharto. Dan setelah Soeharto mundur, Habibie maju menjadi presiden. Tapi, dibalik itu Ainun seperti agak keberatan dengan majunya Habibie sebagai presiden RI. Kemudian muncul fitnah-fitnah yang dilontarkan kepada Habibie, dan membuat Habibie banyak berfikir keras untuk segera menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga ia hanya memiliki waktu tidur yang sedikit. Dan itu membuat Ainun marah besar,

"Kalau kamu tidak bisa memimpin dirimu sendiri. Bagaimana kamu mau memimpin 200 juta rakyat Indonesia?" - Habibie-Ainun

Cukup satu tahun saja pemerintahan Habibie sebagai presiden. Laki-laki juga bisa berada di puncak kesedihannya, ketika Habibie kembali ke hanggar dimana pesawat buatannya dulu disimpan, sudah berdebu. Habibie menangis....

Kemudian kesehatan Ainun menurun drastis. Ainun harus beberapa kali dioperasi karena kankernya sudah menyebar ke seluruh tubuh. Bagian terakhir film banyak diisi dengan adegan di rumah sakit. Dan pada bagian itu, saya baru merasakan bahwa waktu, ya bahasa kasarnya waktunya Habibie udah habis buat mengejar impian, cita-cita dan mengabdikan diri pada negara, sementara untuk orang yang selama ini mendampinginya, waktu itu semacam habis. Sampai akhirnya, Ainun menghembuskan nafas terakhirnya, dan Habibie masih setia berada disampingnya. Orang yang selama ini mendampinginya, harus lebih dulu menghadap Yang Kuasa... Dan di bagian akhir film, Pak Habibie yang asli pun ditampilkan...

Overall, film ini aslinya sarat makna. Tentang kejujuran, perhatian, pengabdian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Saya bohong kalo saya bilang saya nggak nangis waktu nonton film ini. Semua akting pemainnya layak diacungi jempol, apalgi soundtracknya yang dinyanyikan Bunga Citra Lestari juga pas banget kena di hati. Sebuah film yang bikin sirik sama kesetiannya Bu Ainun sama Pak Habibie. 

Ya itu sedikit review dari saya. Banyak yang terlewat pastinya. Saya nggak akan lupa hari ini....

"Kalau cemberut, nanti gantengnya hilang loh..." - Habibie-Ainun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari: