Postingan blog kali ini akan diisi dengan cerita ekspedisiku bersama dengan beberapa teman menyusuri Kaliurang. Memang, biasanya aku dan beberapa teman sering main ke Kaliurang untuk sekedar refreshing dan menghilangkan penat sejenak akibat tugas kuliah yang berjejalan. Yang seringkali ikut biasanya aku, Annis, Farid, Budi dan Faza. Kali ini, rencana refreshing ke Kaliurang datang melalui Rahma yang memang akir-akhir ini terlihat sedang penat dengan berbagai urusan yang sedang ia hadapi. Setelah berunding perihal tanggal pelaksanaan, diputuskanlah hari Sabtu, 5 Mei 2012 kami akan kembali ke Kaliurang.
Awalnya yang ingin ikut ada aku, Rahma, Akhi, Budi, Farid, Faza, Annis, Adit. Tetapi ada beberapa rekan yang berhalangan hadir. Faza mengikuti ELS (program dari Fakultas), Akhi tidak bisa datang karena ada urusan dirumah, dan Annis ingin mengikuti Study Club Robotika. Melihat personil yang semakin sedikit, akupun mulai merekrut beberapa orang untuk diajak turut serta dalam ekspedisi kali ini. Aku seketika teringat Fiani yang beberapa waktu lalu, ia juga ingin ikut jika kami main ke Kaliurang.
Singkat cerita, pada malam sebelum hari H, keputusan final yang akan ikut ke Kaliurang adalah aku, Rahma, Fiani, Adit, Farid, Budi, Tri dan Mbaknya Annis. Mereka menginap dirumah Budi kecuali aku, Fiani dan Rahma.
Pada hari H, aku dan Fiani janjian di Jl. Solo jam 5.15. Alhamdulillah tidak ada yang ngaret diantara kami berdua. Haha :D Lalu, dengan menembus dinginnya jalanan Jogja pagi hari, kami menyusuri ring road utara, lalu berbelok ke utara di Jl. Palagan untuk menuju rumah Budi. Sesampainya dirumah Budi, ternyata yang sedang menginap disana masih terlelap tidur semua. Ini nih yang aku khawatirkan, karena tidak ada yang membangunkan mereka :D (Soalnya kalo nginep, aku yang ngobrak-ngabrik mereka supaya bangun) Jadi aku bangunkan mereka dulu. Yang pertama Budi, dia aku pancing dengan mengatakan "Bud, kae hlo Rahma wis ngenteni ng km 13 dewean". Dan Budipun bangun.....
Lalu aku menuju Adit. Dengan serabi cokelat di tanganku, ku bangunkan dia "Dit, tangi o kene maem Serabi" ditambah juga dengan Rahma sebagai pancingan. Adit pun bangun, dan Tri ikut bangun. Annis, yang saat itu ikut menginap juga bangun. Farid juga bangun.
Setelah melewati berbagai persiapan, kamipun berangkat pukul 06.30 menuju Kaliurang. Dengan keberangkatan sepagi itu, Alhamdulillah retribusi untuk masuk ke Kaliurang belum dibuka sehingga kami bisa masuk tanpa membayar retribusi. Sesampainya di Kaliurang, kami segera menuju Taman Nasional Gunung Merapi untuk naik ke Plawangan. Tapi berhubung kami datang terlalu pagi, pintu gerbangnya belum dibuka T.T Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu sampai jam 8.00 ketika gerbang dibuka dengan menunggu di menara pandang.
Dengan juru kamera, Farid dan juru video Adit dan Tri. Segala kegiatan di dokumentasikan. Saat menunggu itulah, aku sempat memutar lagu Sewu Kutho dan Alamat Palsu untuk hiburan. Haha (opoh) Dan aku, Fiani, Rahma juga sempat membuat video semacam acara anak-anak membuat prakarya SAKEL (Sate Ayam, Kelinci dan Lontong).
Jam 8 pun tiba, kami segera menuju Taman Nasional Gunung Merapi. Sebelum masuk, kami membeli (beli apa dibeliin, Peh) karcis masuk seharga Rp. 1.500 (nek nggak salah) per orang. Tapi.... berhubung kita nggak bawa bekal sama sekali, Adit dan Mbaknya Annis mencari bekal untuk kita makan selama perjalanan keatas terlebih dahulu.
Jarak tempuh ke Plawangan dari pintu masuk adalah 1 km. Dan jangan harap kalian bisa menemukan jalanan landai, mulus beraspal disini. 300 meter pertama, kami disuguhi undak-undakan (tangga) yang cukup tinggi pada setiap anak tangganya. Untuk yang tidak terbiasa jalan jauh, mungkin pada 300 meter pertama ini akan muncul banyak keluhan. Kondisi kami saat itu, naik dalam keadaan perut kosong alias belum sarapan. Sungguh, jangan pernah tiru hal ini ya..
Setelah 300 meter pertama, kita akan menemukan pertigaan. Yang ke sebelah kiri akan menuju goa jepang, dan yang sebelah kanan akan menuju Plawangan. Karena kami merasa cukup lelah, kami memutuskan untuk istirahat sejenak untuk mengisi perut dengan bekal yang sudah kami bawa tadi. Sebungkus roti, kacang dan air minum kita bagi bersama. Dan disinilah tragedi 'ulat' terjadi. Fiani,ketempelan ulat di kerudungnya. Dan dia heboh sendiri. Mbak tonti yang satu ini takut ulat rupanya haha :D
Perjalanan 700 meter berikutnya kita mulai dengan perut yang sudah cukup terisi. Tapi, jangan harap kalian menemukan undak-undakan seperti 300 meter pertama, karena....... Jalanan yang kita hadapi benar-benar seperti membelah hutan dengan tanah dan akar-akar sebagai pijakan. Kanan dan kiri sesekali dibatasi jurang dan lebih banyak dibatasi pepohonan yang rimbun. Tanah yang dilalui pun tidak landai, tetapi menanjak tinggi, berkelok dan cukup licin. Beberapa kali, kami yang wanita kesulitan untuk naik sehingga harus dibantu. Ditengah perjalanan, kami sempat berhenti sejenak dan melihat ke sekitar dimana ternyata terdapat banyak monyet yang bergelantungan diatas pohon. Jujur saja, aku merasa takut karena ini pertama kalinya aku melihat binatang itu di habitat aslinya, tanpa pembatas apapun seperti layaknya kebun binatang. Setiap saat bisa saja binatang itu menghadang perjalanan kami.
Salah satu jalannya seperti ini loh..
Perjalanan dilanjutkan. Ketika sudah agak jauh dari tempat kami istirahat, dan posisi kami sedang berada diantara pohon-pohon yang menjulang tinggi dan cukup gelap terdengarlah suara-suara kera yang (Sepertinya) sedang berkelahi. Aku langsung memegang orang yang berada paling dekat denganku saat itu, berlindung dibalik punggungnya. Asli, ketakutanku kali itu benar-benar menguasai pikiranku beberapa saat. Kamipun berhenti lagi. Seseorang berkata, kalau ragu lebih baik jangan dilanjutkan. Tapi kami akhirnya tetap maju, dan akupun memupus semua rasa takutku karena aku disitu bersama dengan teman-temanku yang pasti akan menolong jika sekiranya terjadi hal yang tidak diinginkan.
Setelah berjalan menyusuri likuan jalan tanah itu, kami merasa kalau kami tidak sampai-sampai pada puncak Plawangan. Terlebih lagi, suara-suara dari monyet-monyet itu pun kembali terdengar. Karena kami takut keberadaan kami mengganggu kenyamanan monyet-monyet itu, diutuslah Farid dan Adit untuk mensurvei keatas dan sisanya tetap menunggu di bawah. Beberapa menit berlalu, cukup lama mereka tidak kembali. Tapi pada akhirnya, Adit turun dan berkata bahwa puncak sudah dekat. Tinggal beberapa saat lagi kita akan sampai di puncak Plawangan. Dan dengan sisa semangat yang ada untuk sampai di puncak, kamipun berjalan kembali. Dan tidak sampai 10 menit, kami pun tiba di puncak pada pukul 09.50.
Senang sekali rasanya bisa sampai di puncak dan melihat pemandangan Yogyakarta dari atas sana. Rasa lelah terbayar sudah dengan pemandangan yang bisa kita lihat dari tempat kami berpijak saat itu. Namun, Jogja saat itu agak berkabut sehingga pemandangan yang dilihat agak samar. Kamipun melepas lelah dengan duduk dan minum serta berfoto. Kami membuat tulisan di sebuah kertas yang berisi "PTI'11 goes to Plawangan" dan slogan kami "No Sweet Without Sweat". Dan kami mengibarkan bendera dari slayer berwarna biru putih sebagai tanda bahwa kami sudah pernah sampai disana.
Tapi sayangnya, keberadaan kami disitu tidak bisa berlangsung lama karena ada 2 ekor monyet yang mendekat kepada kami dengan tatapan yang menyeramkan. Aku kembali takut dan akhirnya kami memutuskan untuk turun. Kecewa sih karena kami hanya bisa sebentar berada di puncak tersebut tanpa bisa melakukan banyak hal lebih lama lagi.
Perjalanan turun diwarnai dengan aksi jatuh-jatuhan ala Fiani. Perjalanan turun memang hitungannya lebih cepat, tetapi lebih melelahkan karena kaki kami harus menopang berat badan kami sendiri terlebih dengan sisa-sisa tenaga yang kami miliki setelah kami habiskan untuk naik tadi. Beberapa kali kami bernyanyi untuk mengusir rasa sepi dan gundah (ciyeh). Kami juga sempat bertemu dengan bule asal Belanda, yang karena kami-tidak-tahu-namanya kami panggil dengan sebutan Mr. Burger :D :D
Jam 11.20 kamipun sampai lagi dibawah dengan personil lengkap dan sehat wal'afiat. Tapi tidak dengan perut kami, karena kami sangat kelaparan saat itu. Akhirnya Fiani membuka roti terakhirnya, tetapi kami lalu dihampiri oleh beberapa monyet (lagi) yang meminta makanan kepada kami. Akhirnya aku tidak jadi memakan bagianku. Aku ketakutan melihat monyet haha :D
Sebelum pulang, kami mampir ke Sop Pak Min di Jl. Kaliurang km 16, Pakem, Sleman. Disana kami mengisi perut tetapi kami lebih banyak diam entah mungkin akrena sedang fokus mengisi perut atau bagaimana. Tapi aku tetap saja tidak bisa diam, alias cerewet. Dan maaf kepada Farid karena menjadi korban kebawelanku hari ini. Mohon dimaafkan :))) *muka nyengir*
Setelah itu kami kembali ke Basecamp awal yaitu rumah Budi, beristirahat sejenak dan memindah foto ke flashdisk. Budi dan Rahma lalu pergi untuk menemui teman SMP mereka. Farid mengantar mbaknya Annis ke kost. Adit dan Tri langsung tertidur dengan pulasnya. Sedangkan aku dan Fiani langsung kembali ke selatan. Aku pulang, Fiani ke kampus karena ada urusan. Sesampainya dirumah, aku baru teringat nama Mbaknya Annis adalah..... Jejeng.... Mbak Laily :)) Hehe...
Dan berakhirlah sudah ekspedisi kami ke Kaliurang pada tanggal 5 Mei 2012. Dari perjalanan ini, sedikit banyak kami mengerti arti dari saling berbagi, saling menjaga, saling menyemangati, saling menertawakan :p dan tetap berusaha karena tidak akan ada sebuah kemanisan dibelakang tanpa adanya tetesan keringat. Senang bisa berekspedisi bersama dengan kalian :))
Dari kiri ke kanan
Fiani, Adit, Budi, Tri, Rahma, Aku, Mbaknya Annis
*) Salut buat Rahma yang pakai rok dengan kondisi jalan seperti itu ^^
Mantaaaaaffff... :D aku mau nulis tuh,,, ga keluar2 kata2nya,,, zzzz
BalasHapusya dikeluarin par :D
Hapusaku tunggu ya tulisannyaaaa~~~
salam kenal.. kunjungan perdana..
BalasHapussalam kenal juga :D
HapusBlog ini sudah saya follow#40
BalasHapusFollback yah... ^_^
salam knl........
iyaaak, terima kasih :D salam kenal juga
Hapuskunjungan
BalasHapusterima kasih :d
Hapus