7 Oktober 2013

Wediombo, Oktober 2013

Meskipun pada saat menulis ini saya dalam keadaan tepar, tapi saya masih kebayang rasa senengnya kemaren gimana. Jadi masih suka senyam senyum sendiri gitu kalo inget. Inget dari perjuangan berangkatnya, inget apa yang dilakukan disana, inget perjalanan pulangnya, dan inget gimana rasanya mendapatkan pijatan gratis dari para ahli pijat yang tiada bandingannya. Hehe.

Nggak banyak mungkin yang bisa ditulis. Kepala saya masih nyut-nyutan ini kalau lama menatap layar laptop. Jadi, intinya aja yaa...

Awalnya janjian di kos Faza jam 8.00, tapi baru bisa kumpul jam 9.30 *mrenges*. Ini nih gara-gara Farid yang udah dibangunin eh malah tidur lagi. Saya yang udah beres siap-siapnya dari jam 7.30 dan nunggu dijemput sama dia, malah jadi yang jemput dia -_- Udah gitu masih pula dirempongkan dengan "Nanti siapa pake motor siapa", soalnya Akhi pengennya naik matic, Farid pengennya naik matic, aku pengennya naik matic, Faza....dia mah apa aja kayaknya. Setelah rundingan cukup alot sambil prengas prenges sama Akhi, akhirnya saya dibonceng Farid naik motor saya, Akhi dbonceng Faza pake motornya Faza yang tidak matic.

Perjalanan Yogyakarta - Wediomo memakan waktu kurang lebih dua jam. Sepanjang perjalanan, saya sama Farid makaaaaaaaan terus. Eh, nggak terus sih, tapi banyakan makannya. Mencicipi formula Tao Kae Noi yang digabung sama Eskrim. Kemudian mingin-mingini Akhi sama Faza. Hehe. Pas udah masuk daerah Tepus, mulai kerasa kalau pantatnya agak-agak kram gitu. Maklum, jok motor nggak bersahabat buat perjalanan jauh. Hehe.

Jam 11.40, sampailah di Wediombo. Daaaaaan, saya kalah taruhan sama Farid karena ternyata di Wediombo ada airnya. Dulu, waktu saya ke Wediombo sekitar setahun yang lalu, itu kering men. Cuma ada batu - batu - dan batu.. Airnya cuma di tengah laut aja. Karena saya kalah taruhan, saya harus menjalankan konsekuensinya. Apa itu? Emmm, rahasia :3


Dari tempat duduk

Setelah mendapatkan spot yang cukup adem buat nggelar tiker, kami mulai ngeluarin perbekalan yang dibawa. Sambil nunggu mataharinya nggak nyengat banget, kita duduk-duduk sambil makan bekal. Sempet saya mau dijejelin kerupuk, tapi kerupuknya malah dihabisin sama Farid. Terus ada lagi, insiden saya yang dilarung ke laut *nggak dilarung sih, cuma diangkat terus diceburin ke air gitu*. 

Saya dikasih keong kecil gitu kan sama Faza, dan kemudian keong tersebut seolah membisikkan sebuah wisdom.. Keong adalah simbol Move On!

"Keong adalah simbol move on. Ketika dia membesar, dan cangkangnya dirasa tidak lagi cukup untuk menjadi rumahnya, maka dia akan berpindah, mencari rumah yang lebih besar, yang lebih nyaman"

Engg, enggak sih. Keongnya nggak pernah bilang gitu, saya aja yang ngasal :3

Oiya, di Wediombo, Faza bilang kalo ngelemparin batu ke laut adalah simbol dari melemparkan kenangan buruk. Semakin besar batunya, maka semakin besar kenangan buruk yang pernah dialami. Dan disana saya mencoba menahan diri untuk nggak ikut-ikutan Faza ngelemparin batu ke laut. Karena apa? Karena saya tidak punya kenangan buruk, yang ada hanya seseorang yang pernah membuat kenangan manis menjadi terlihat buruk #tsah

Terus, kita main game. Judulnya "Seberapa kenal". Game ini adalah game yang sengaja saya ciptakan untuk kita berempat, tujuan cuma satu, pengen tau, seberapa kenal sih kita berempat. Seberapa jauh sih saya tau Akhi, Faza dan Farid. Permainannya sederhana aja. Masing-masing orang diberikan selembar kertas, kemudian masing-masing menuliskan 3 nama selain nama mereka dalam tiga kolom. Nanti masing-masing orang memberikan satu pertanyaan, dan harus dijawab sesuai dengan nama dan kolomnya masing-masing. Misalnya gini, saya bikin pertanyaan "Siapa nama pacar pertama?", ya saya nulis nama pacar pertamanya Akhi, Faza sama Farid.

Permainan ini dimenangkan oleh saya *yeeeeeeeeeey* dengan skor 18 dari 30. Terus, saya dikasih piagam penghargaan dengan predikat "Yang paling mengenal", terus ada tanda tangannya Akhi, Faza sama Farid :D By the way, ternyata Farid knows me so well. Dari 10 pertanyaan yang diajukan, dia menjawab benar 9 hal tentang saya. Huwaaaaaa, its awesome :3

Habis ngegame, saya sama Farid keliling dan Akhi sama Faza di basecamp *halah*. Jam tiga sore airnya mulai surut dan kita bisa jalan-jalan dilaut gitu, sambil lihat biota laut dan makan Chocolatos *enggak ada hubungannya*. Saya dikasih lihat Bulu Babi yang bisa gerak, terus ada Siput Laut, terus ada Keong juga, terus ada ikan yang ngumpet di batu.

Terus saya sama Farid balik ke tempat Akhi sama Faza dan kita ngobrol lagi. Eiya, saya dikasih keong lagi sama Akhi, terus saya kasih nama Kimi. Tapi pada akhirnya, Kimi dilempar ke laut sama Farid -_-

Setelah beres-beres dan foto-foto, kita mulai menyingkir dari pinggir pantai buat ganti baju. Tapi ada satu hal yang sebenarnya sayang banget buat dilewatkan, yaitu sunseeeeeeeeeeeeeet. Proses matahari terbenam di Wediombo itu keren. Pas air laut mulai surut, dan karang-karang kelihatan menghijau, terus ditimpa sama ombak yang beriak-riak kecil dan cahaya matahari senja. Aaaaaaaaaaaaaak, kesana sendiri aja kalo mau tau sensasinya :D



Jam 17.30 kita pulang. Mampir di mushola buat Sholat Maghrib, saya udah sempoyongan itu. Terus lanjut perjalanan ke Yogyakarta sambil main plesetan kata sama Farid sepanjang jalan. Berhubung di jalan saya ngeluh laper mulu, akhirnya kita mampir makan di Jalan Wonosari. Nah, disini nih, kaki saya mulai kerasa pegel banget, dan Farid sama Akhi mau mijitin loooh. Dan Alhamdulillah lumayan enakan kakinya setelah itu. Makasih makasih {}

Selesai makan, terus ke Kosnya Faza nganter Akhi ambil motor. Terus nganter Farid ngambil motor, baru deh saya pulang.

Hemm, epilog ya...

Saya cuma mau bilang terima kasih sama Allah, yang selalu memberikan kejutan setiap harinya. Menghadirkan mereka, orang-orang yang nggak pernah mau lihat saya sakit dan sedih. Yang jelas, perjalanan kemarin seperti obat. Obat untuk setiap luka yang mungkin pernah ada. Bersama mereka, saya belajar. Bersama mereka, saya tau bagaimana menikmati indahnya dunia. Masih banyak yang tidak tertulis disini, tapi semoga saya nggak lupa. Aamiin. Terima kasih, Allah.


Kalo saya nengok ke kanan, sudah dipastikan akan dapet ketek -_-



"Kamu sangat berarti, istimewa di hati.
Selamanya rasa ini..
Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing..
Ingatlah hari ini.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari: