23 Juni 2025

Flashback

Setelah lima bulan berlalu dari pengumuman bahwa aku lolos dalam seleksi CPNS.........

Tibalah di tanggal 2 Juni 2025, yang bertepatan dengan hari pertama Ujian Sekolah di SMK. Hari itu akan jadi hari yang patut dikenang karena akan menjadi hari terakhirku menjadi guru di SMK. Kuawali dengan mengawas ujian, mencetak surat resign dan menyampaikannya kepada Bapak Kepala Sekolah, mengawas lagi, dan berakhir dengan berpamitan kepada seluruh rekan kerja di SMK.

Ternyata, aku lulus dari tempatku pertama kali mengajar setelah menempuh waktu selama 9 tahun. 

Sembilan tahun yang beberapa tahun pertamanya kulewati dengan menjadi guru yang 'cukup ngajar aja', alias bener-bener memisahkan antara kehidupan pribadiku dengan profesiku. Datang, nunggu masuk kelas, ngajar, selesai lalu pulang. Keadaan yang seperti itu membuat aku jarang banget ngobrol sama teman-teman yang lain. Ditambah aku termasuk orang yang kurang inisiatif kalau nggak akrab-akrab banget, jadi kalau nggak diajak ngobrol duluan, aku nggak akan ngajak ngobrol duluan. Orang-orang mengira aku pendiam, tapi lebih tepatnya cuma karena belum ngerasa perlu banyak omong aja.

Sampai akhirnya di tahun 2020, SMK harus mengikuti proses akreditasi sekolah. Aku mulai dilibatkan dan mulai punya banyak waktu untuk ngobrol sama teman-teman yang lain. Tapi ya cukup sampai di situ aja. Aku masih masuk kategori yang nggak banyak ngomong. Beres akreditasi sekolah, lanjut ke akreditasi perpustakaan, dimana waktu itu kebagian jatah digitalisasi sistem dan harus nginput ribuan buku ke sistem. Masih inget banget di kepalaku, tumpukan buku itu aku kerjain literally sendirian. Kulembur sampe sore waktu yang lain udah pada pulang, mulai dari ngukur buku, ngecek judul, pengarang, penerbit, input, nyetak label. Kalo dipikir-pikir, kok mau ya. Wkwk. 

Di tahun 2021, ada satu turning point yang mengubah bagaimana aku menjalani hidupku di SMK. Waktu itu aku dapat mandat untuk jadi MC di acara sosialisasi SMK PK. Cuma via zoom sih. Tapi itu adalah hari pertama aku masuk, duduk, dan berinteraksi sama temen-temen di bengkel karena kegiatan PK ini yang punya gawe adalah temen-temen Otomotif. Mulai dari situ semakin banyak komunikasi sama temen-temen yang lain, terutama waktu harus nyiapin berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan PK. 

Di pertengahan tahun 2021 aku resign dari MA tempatku mengajar. Tentunya dengan berbagai pertimbangan, mulai dari keberlangsungan status guru, pengembangan karir dan banyak hal lainnya. Jadilah aku cuma fokus di satu sekolah aja, yaitu di SMK. Dengan fokus yang udah nggak kebagi-bagi lagi, ternyata ada banyak kesempatan yang menghampiriku di 2021.

Salah satu kesempatan itu adalah aku didawuhi untuk menjadi staf waka Kurikulum. Kerjaannya adalah bikin jadwal pelajaran untuk pembelajaran online dan tatap muka terbatas (karena waktu itu masih jaman covid). Terus di akhir tahun pelajaran, berarti bulan Mei atau Juni gitu aku dikasih SK untuk jadi Plt. Kaprodi Teknik Jaringan Komputer. Sebuah jabatan plot twist karena kaprodi sebelumnya resign dan waktu itu secara administratif cuma aku yang bisa nggantiin. 

Kesempatan lainnya datang saat Bapak Kepala memberikan surat tugas untuk mengikuti workshop Social Media Marketing selama satu pekan. Waktu itu aku udah hampir nolak karena yaaa kalau bisa buat yang lain yaudah yang lain aja. Tapi setelah lihat rundown, ternyata bukan acara kaleng-kaleng karena ilmunya bakal daging banget. Akhirnya diputuskan untuk berangkat dan ikut workshop bareng sama waka Humas, di acara kehumasan, saat aku di posisi sebagai staf Kurikulum. Agak maruk ternyata kalau diingat-ingat. Tapi...... follow up dari acara ini lah yang pada akhirnya menjadi satu-satunya alasan beratnya langkahku meninggalkan SMK.

Selepas workshop, sekolah kami diberi tugas untuk membetuk tim social media marketing di sekolah. Long story short, lahirlah SMM di bulan Oktober 2021. Sebuah tugas tambahan yang nggak pernah aku sesali karena semua hal di dalamnya kulakukan dengan passion dan rasa bahagia. Bikin konten video, jadi tukang foto, jadi desainer grafis, ngelola sosial media, bikin berita di website sekolah, bikin web ppdb, bikin web pengumuman kelulusan, kartu pelajar, semua bahan promosi ppdb (dan ada hitungan JP nya di honorarium). Nggak sedikit memang kerjaannya, tapi aku ngerjainnya bahagia. Lagipula aku nggak sendiri, ada teman-teman yang selalu menjadi tempat belajar. Meskipun udah beberapa kali ganti personil karena ndilalah tim SMM ini isinya guru-guru yang masih muda, jadi beberapa anggota yang keluar itu karena Alhamdulillah dapat kesempatan baru untuk mengajar di sekolah lain (at the end of the day, ternyata aku juga termasuk salah satunya). 

Bulan November 2021, aku dipasrahi uang yang nggak sedikit, untuk membuat sebuah acara workshop. Ku survei penginapan, ku buat rundown acara, nyari narasumber, ku siapkan semua kebutuhan administrasinya, kubagi kerjaan ke temen-temen yang waktu itu juga satu sub kegiatan sama aku. Dan alhamdulillah, acara berlangsung lancar dan berkesan buanget. Gimana engga, waktu mau check in ternyata semua kamar belum siap, udah gitu ketambahan hujan deres, dan baru bisa check in sekitar jam 3 sore berakibat harus improvisasi rundown secara mendadak. Untungnya, semua tetap terlaksana dengan baik, dan bisa memfasilitasi temen-temen untuk punya hiburan di tengah sumpeknya kegiatan sekolah. 

Di tahun 2022, secara tidak disangka, aku dapat kesempatan untuk ikut PPG Dalam Jabatan. Enam bulan menjalani hari berisi zoom, ngerjain LK, penghijauan LMS, zoom lagi, syuting video pembelajaran dengan segala dramanya, sampai ke UKIN dan Uji Pengetahuan. Dapat kampusnya juga di UNY, jadi dosen yang mengajar di kelas PPG adalah dosen yang ngajar aku di S1 dulu. Penuh nostalgia karena kalau di kelas kecil gitu ada beberapa dosen yang masih notice kalau aku dulu adalah mahasiswa yang beliau ajar.

Hari-hari selanjutnya kujalani seperti biasa, kali ini aku udah menjadi pribadi yang lebih terbuka. Mulai sering ngajak ngobrol duluan, udah berani ngajak temen-temen yang senior untuk bercanda, udah mulai nyaman deh sama kerjaannya. Rasanya, nggak terbayang kalau suatu hari harus meninggalkan semua rutinitas ini.

Kesempatan yang kudapat bukan cuma yang berpotensi bikin aku berkembang di SMK, tapi beberapa kali aku juga ikut dalam seleksi kepegawaian yang lebih serius. Tahun 2021 aku ikut seleksi CPNS, gagal di SKD. Tahun 2022 aku ikut seleksi BUMN, gagal di tes bahasa Inggris. 2022 juga ikut lagi CPNS, gagal di seleksi administrasi (Soalnya antara niat nggak niat karena formasinya bukan guru). 2023 dapat kesempatan ikut seleksi PPPK Guru dan gagal di perangkingan. Yah, belum rejeki aja. Atau ada hal yang belum kuselesaikan di SMK makanya aku harus selesaikan dulu.

Kembali ke tanggal 2 Juni 2025, selepas ngawas ujian, aku menuju ruang Bapak Kepala Sekolah untuk menyampaikan surat pengunduran diri. Beliau menitip pesan bahwa apa yang aku telah capai hari ini adalah impian banyak orang, maka dari itu aku harus melakukan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Singkat, tapi penuh makna.

Aku berpamitan juga kepada teman-teman di SMK. Di ruang guru,di bengkel, di lab komputer, di TU. Orang-orang yang selama ini ada di Senin-Jum'atku, dari pukul 7.00-15.00. 

Tak akan pernah ku lupa,
Ketika di ambang putus asa
Kalian adalah orang-orang yang mengulurkan tangannya
Menghiburku dengan tingkah polahnya
Memastikan bahwa semuanya baik-baik saja

Sampai jumpa, entah itu dalam kesengajaan atau ketidaksengajaan berikutnya.

Road to CPNS Kemenag 2024

Di postingan ini, aku akan ceritain step by step yang sudah aku lakukan di serangkaian kegiatan seleksi CPNS Kemenag 2024 hingga semalam (22/1) pengumuman final pasca sanggah sudah diumumkan.

Nggak akan ada cerita yang gimana-gimana, karena postingan ini murni ku bikin cuma buat share pengalaman aja biar suatu hari nanti bisa dibaca-baca lagi. Untuk postingan soal sisi lain dari keikutsertaanku di seleksi CPNS Kemenag 2024 ini akan ku tulis di postingan yang lain ya.

Semua berawal di menjelang akhir tahun lalu, kalau nggak keliru di bulan September. Kemenag merilis daftar sekolah yang membutuhkan formasi guru untuk berbagai mata pelajaran dengan lokasi penempatan di seluruh Indonesia. Aku awalnya ikut buka-buka, tapi belum berniat daftar karena masih berharap ada peluang di PPPK. Setelah cari informasi soal formasi, sampailah pada info bahwa di Kanwil DIY membutuhkan 10 formasi guru Ahli Pertama TIK.

Udah tu, sampai situ.

Singkatnya, karena peluang mendaftar di PPPK pada saat itu udah tertutup untukku yang guru SMK Swasta ini, aku memilih untuk ikut di seleksi CPNS Kemenag. Setelah cari wangsit dengan deep talk sama baba, dan dengan izin blio, aku ambil formasi di Kanwil DIY yang sebenernya jumlah kebutuhan formasinya jauh lebih sedikit dibanding provinsi lain.

Setelah dinyatakan lolos seleksi administrasi, aku mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Waktu itu, jarak dari pengumuman seleksi administrasi ke pengumuman jadwal SKD kurang lebih satu bulan. Persiapan yang ku lakukan waktu itu adalah cari informasi soal bentuk soal SKD, belajar dari youtube, sampai ikutan try out untuk mengukur kecepatanku ngerjain semua soal sekaligus strategi supaya semua soal bisa terjawab. Waktu itu, aku ngerjain TKP duluan, baru TWK dan terakhir TIU.

Di hari H SKD, aku udah diwanti-wanti baba untuk datang jauh lebih awal dari waktu tes. Selain biar nggak terlambat, tapi supaya aku punya banyak spare waktu jika terjadi hal-hal diluar prediksi. Waktu itu aku terjadwal di sesi 3, dimana registrasi dimulai pukul 12.30. Aku udah sampai di lokasi tes sekitar jam 10.30. Apa yang kulakukan di sana? Aku cari tempat untuk duduk, baca-baca catatan, dan menyempatkan diri untuk mengisi perut karena kalau perutku kosong aku ga bakal bisa mikir. Sayangnya waktu registrasinya mepet banget ke adzan Dzuhur sampai aku harus buru-buru sholat dan menuju tempat registrasi.

Berhubung nggak bisa milih tempat duduk pada saat ujian, aku kebagian posisi di sebelahnya AC. Persis. Setelah kurang lebih 60 menit di'sauna' di bawah tenda untuk registrasi dan menunggu di ruang steril, badanku langsung dihajar suhu 18 derajat selama 100 menit sambil ngerjain soal. Hasilnya, besok harinya aku langsung demam. 

Orang-orang bilang, TWK adalah maut. Buatku, TIU nya juga cukup maut. Bukan karena susah buanget, tapi lebih ke waktunya kurang kalau buat dipake mikir beneran. 

Alhamdulillah hasil SKD yang ku peroleh cukup baik. Cukup melesat dari hasil try out yang kulakukan dan aku berfikir bahwa ini adalah awal yang baik. Aku cukup optimis bisa lanjut ke SKB.

Jarak pelaksanaan SKD dan SKB kurang lebih dua bulan. Sambil nunggu juknis SKB turun, aku bikin catetan-catetan materi buat belajar. Jujur aja, materi bidangnya buanyaaaak betul. Udah gitu, ternyata Kemenag ni juga suka ngajak bercanda. Jadwal ujian yang awalnya udah ciamik banget supaya di akhir tahun bisa tenang karena udah selesai ujian, harus berubah sampai beneran akhir tahun. 

Jadi, SKB ini ada dua jenis. Yang pertama SKB CAT pakai komputer kayak SKD, yang satunya SKBT yang penilaiannya terdiri dari praktik kerja dan wawancara. Dari apa yang aku alami di SKB CAT, emang harus kesel sih sama yang bikin soal, wkwk. Karena susah banget dijawabnya. Susah banget karena gimana mau jawab, memahami soalnya aja pusing. 

Dari skor maksimal 500 di SKB CAT, nilaiku 325. Udah cukup lah untuk bantu mendongkrak nilai yang aku peroleh sebelumnya di SKD. Setelah ini, aku nggak langsung persiapan Non-CAT karena waktu pelaksanaannya belum dirilis.

Setelah adanya perilisan waktu SKB Non-CAT, sesungguhnya aku bersyukur karena di sela-sela pelaksanaan tesnya itu aku masih bisa mudik ke Bogor. Jadwal SKB yang kuperoleh ada di tanggal 23 Desember 2024 pukul 16.00 dan 28 Desember 2024 pukul 16.00. Kebayang nggak sih ujian praktik dan wawancara di waktu se-sore itu? 

Setelah itu aku mulai ngebut mempelajari berbagai materi tentang SKB Non-CAT. Di praktik kerja, ada indikator kemampuan berbahasa asing. Nah bahasa asingnya ada dua, yang satu bahasa Inggris, yang satunya bebas tapi kebanyakan diminta bahasa Arab. Untuk perkenalan pakai bahasa Inggris aku nggak menemukan kesulitan sih, nah buat yang bahasa Arab ini aku minta tolong ke bapak mertuaku untuk bikinin teks perkenalannya (blio cukup bisa bahasa Arab). Ternyata dibikin versi lengkap sampai ke pembukaan pembelajaran. Setelah aku minta versi lebih ringkasnya, aku langsung hafalkan.

Tanggal 23 Desember 2024, aku menuju tilok di MAN 3 Sleman setelah sholat dzuhur. Alhamdulillah proses registrasi dan antri masuk zoomnya sesuai dengan waktu yang tertulis di jadwal ujian. Ujian SKB Non-CAT yang pertama ini materinya praktik kerja dan wawancara keagamaan. Aku ditanya seputar persiapan pembelajaran dan juga diminta praktik membuka pembelajaran. Untuk wawancara keagamaannya perkenalan diri dengan dua bahasa, hafalan ayat, menulis arab dan wawancara lainnya soal kebiasaan ibadah. Nggak ada kesulitan berarti sih buatku, syukurnya semuanya bisa kujawab dengan baik dalam waktu kurang lebih 30 menit.

Untuk persiapan wawancara moderasi beragama di tanggal 28 Desember 2024, aku banyak baca-baca referensi, baik itu dari buku saku keluaran Kemenag, internet, buku, sampai aku latihan wawancara sama ChatGPT. Hehe. Ternyata cukup works sih untuk melihat gimana bobot jawaban kita terhadap pertanyaan seputar moderasi beragama. Waktu pelaksanaan, Alhamdulillah selesai dalam 17 menit.

Karena tahapan ujian sudah selesai dilaksanakan semua, saatnya aku menunggu pengumuman hasilnya. Nggak berharap banyak, tapi selalu berharap yang terbaik. Saat instansi lain udah mulai rilis pengumuman, kemenag masih anteng aja. Bahkan ada jokes "Kemenag mah doa penutup, jadi paling terakhir". Hari-hari menunggu emang rasanya lamaa. Sampai tibalah tanggal 12 Januari 2025 sekitar jam 8 malam, Kemenag merilis pengumuman hasil seleksinya.

Saat itu aku cuma sama Acil di kamar, dan sebelum hasil pencarian namaku ditemukan, ibu mertuaku masuk kamar dan nanyain hasilnya. Ngga lama, namaku muncul di hasil pencarian. Alhamduillah hasilnya aku lolos seleksi. Ngga ada perasaan lain selain seneng, kaget, haru tapi mix sama sedih juga.  Setelah pengumuman itu, masih ada masa sanggah, jadi keputusan finalnya akan muncul pada tanggal 22 Januari 2025.

Setelah pengumuman akhir pasca sanggah, Alhamdulillah nggak ada yang berubah dari hasil seleksinya. Aku menempati urutan teratas dari 10 formasi yang dibutuhkan. Kini saatnya bersiap untuk menyelesaikan rangkaian pemberkasan.

Untuk pemberkasan, Kemenag mensyaratkan adanya surat keterangan sehat jasmani, surat keterangan sehat rohani, bebas NAPZA dan SKCK (koreksi kalau ada yang kelewat ya). Surat keterangan sehat ku dapatkan dari RS Nyi Ageng Serang, Sentolo. Kenapa kok milih di sana? Ya, soalnya yang harganya paling terjangkau, dan lokasi yang searah dengan tempat kerjaku waktu itu. SKCK nya kubuat di layanan SKCK keliling. Ini juga termasuk hacks kalau nggak mau antri saat bikin SKCK.

Selanjutnya adalah masa penantian untuk menunggu waktu penyerahan SK CPNS. Kabar burung datang silih berganti. Dari Januari nggak ada kepastian, habis itu infonya akan diserahkan di bulan Maret, lalul diundur lagi jadi Oktober. Tapi pada akhirnya, SK CPNS diserahkan pada tanggal 5 Juni 2025. Lima bulan sejak pengumuman hasil. Dan informasi tentang satker tempat bekerja bisa dibaca di SK CPNS tersebut.

Dan hari ini (23/6) aku udah hampir 3 minggu berkantor di satker yang baru. Masih penyesuaian karena walupun sama-sama profesi guru di sekolah, tapi ada banyak hal yang berbeda. Gapapa, its okaaaay..

 

1 Februari 2024

Bracket

Di tahun 2023 kemarin aku mengambil sebuah keputusan yang cukup besar dalam hidupku. Sesuatu yang udah kurencanain dari lama, tapi maju mundur maju mundur terus karena satu dan lain hal.

Sampai di bulan Agustus, akhirnya rencana itu jadi kenyataan.

Aku pasang behel. Wkwk.

Nggak sedikit orang-orang disekelilingku yang bertanya, "Giginya kan udah rapi, kok behelan?". Dan nggak hanya sekali aku menjelaskan ke mereka kalau aku memang butuh karena aku ada problem sama salah satu gigiku. Sebenernya salah satu alasanku maju mundur pas mau pasang behel ini juga karena aku merasa 'sayang'. 

Secara umum, sejak kecil kondisi gigiku baik, nggak ada yang berantakan sampai si behel ini menjadi situasi yang darurat. Justru gigiku sebenernya malah berlebih karena ada satu gigi gingsul yang tumbuhnya di bagian dalam gigi yang udah ada. Si gigi gingsul ini tumbuh di dalam karena ada gigi susuku yang nggak lepas dari aku kecil, jadi gigi tetapku nggak punya tempat tumbuh dan dia tumbuhnya di belakang gigi susuku itu. Sebagai catatan, gigi gingsulku itu gigi taring.

Semua berjalan normal walaupun aku jadi sering sariawan karena gigi gingsulku itu posisinya persis di pinggir lidah. Kalau lagi kecapekan atau panas dalam, gesekan gigi sama lidah itu langsung bikin jadi sariawan. Kadang kalau pas lagi perih-perihnya tu gigi gingsul ini rasanya pengen kucabut aja. Waktu berjalan terus sampai waktu aku hamil, gigi susuku yang gak copot-copot itu berlubang. FYI, ibu hamil itu kalsiumnya bakal banyak diambil sama bayik, tulang dan gigi akan jadi sasaran empuk, jadinya butuh banget suplemen kalsium tambahan. Waktu itu ku diemin aja sih karena kalau ibu hamil kan gaboleh cabut gigi juga ya. Sampai akhirnya gigiku itu patah waktu anakku udah lahir. Di situlah aku mulai aware sama gigiku bakal seperti apa selanjutnya, hingga rencana behel gigi muncul, karena....

Karena kalau aku senyum jadi keliatan ompong. 

Ga pede banget lah pokoknya. Terus aku inget si gigi gingsul ini posisinya ada di belakang gigi yang ompong. Tapi dia ga bakalan maju gitu aja kan untuk ngisi gigi yang patah tadi, harus ditarik keluar. Dan gabisa gitu aja karena sisa akar giginya juga perlu diambil.

Aku ngobrol dong sama baba baiknya gimana. Dia setuju kalau aku mau behel. Nggak cuma biar giginya dirawat, tapi juga biar nggak sering sariawan lagi lidahnya. Pas udah mantep banget untuk ke dokter gigi, pas banget baru dapat rejeki. Jadi bener-bener uangku tuh pas-pasan. Pas butuh, pas ada.

Aku caritau dulu tuh kalau pasang behel rasanya bakal kayak gimana, waktunya se-lama apa, nanti bakal masih bisa makan atau enggak, sakitnya seberapa. Pas udah mantep banget, baru deh ke dokter gigi untuk pasang. Awal pasang di bulan Agustus itu nggak langsung di gigi atas dan bawah. Gigi atas dulu. Pas proses pemasangannya itu nggak sakit sama sekali dan juga nggak begitu lama. 30 menitan aja.

Kesan 30 menit pertama setelah pakai behel adalaaah, ya aneh aja karena nggak terbiasa ada benda nempel di gigi, dan itu banyaaaak. Besok paginya, baru deh gigi ngilu semua. Kesenggol aja sakit, terutama yang bagian atas. Makanan yang bisa dimakan cuma bubur. Masih belum kebayang kalau gigi bawahnya juga udah dipasangin behel bakal serepot apa dalam urusan makanan.

Behel di gigi yang bawah dipasang sekitar dua minggu setelahnya. Gigiku yang udah mulai beradaptasi harus ngerasain ngilu lagi. Paham ga sih rasanya laper, pengen makan, tapi gabisa karena giginya sakit. Hal tersedih dalam hidupku.

Selain naruh kawat di gigi, proses behel gigiku juga nggak lepas dari cabut gigi. Sampai hari ini, 5 bulan setelah aku pasang behel, udah 5 gigi yang dicabut dan masih sisa satu yang harus dicabut lagi. Cabut gigi juga ada beberapa cerita yang berakhir nangis-nangis saking sakitnya. Aku juga nyabut salah satu gigi bungsu karena berlubang gede. 

Setelah ngomongin bagian nggak enaknya, sekarang aku mau update progressnya aja. Alhamdulillah gigi gingsulku sekarang posisinya udah rata sama gigi yang lain. Sisanya tinggal nyabut satu gigi bawah dan nanti ngerapetin lagi supaya nggak pada renggang. Di awal, dokter gigiku udah bilang kalau kemungkinan besar profil wajahku berubah karena rahangku juga berubah. Sekarang udah terasa nih, bagian pipi terasa lebih tirus. Buat sebagian orang mungkin ini keinginan mereka, tapi buatku ini terlalu tirus karena aku dasarnya udah kurus. Sebelum dibehel, aku hati-hati banget kalau ketawa dan gak pernah pede untuk dilihat dari arah kiri. Lidahku juga udah nggak pernah sariawan lagi.

Kalau ditanya, worth it nggak sih?

Sejauh ini sih worth it gaes! Tapi masih harus bersabar karena perjalanan masih panjang. Nanti akan kuupdate lagi progress behelnya di beberapa bulan ke depan.