26 Agustus 2016

Teaching Life on This Week

Minggu ini gue mencoba membagi kelas XI menjadi beberapa kelompok untuk materi mengenal ikon pada Microsoft Excel. Karena mereka udah kelas XI, yang ada di kepala gue adalah mereka minimal udah ngerti lah ikon Save itu yang mana, jadinya selama 3 pertemuan kebelakang ini mereka gue kasih praktik, praktik dan praktik plus beberapa soal teori tentang apa yang mereka praktikkan. Ternyataaa, banyak yang belum tau caranya nyimpen yang gimana terus ikonnya yang mana. Ada juga yang nggak tau buat menyelesaikan soal praktik itu yang dipake ikon yang mana aja (padahal gue udah ngasih modul yang ada materi pelajarannya ke mereka, dan nggak dibaca). Jadilah gue tercetus untuk memberikan (lagi) materi awal tentang Excel dalam bentuk tugas kelompok. Kenapa gue bikin kelompokan, soalnya kalaupun mereka ngerjain sendiri pasti hasilnya bakalan sama semua karena mereka biasanya 'sharing' hasil kerjaan. Yaudah gue bagi kelompok aja, at least mereka kerjaannya jadi bisa dibagi dan gue pengen tau teamwork mereka dalam mengerjakan tugas tuh gimana.

Salah satu komponen dalam proses pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran yang digunakan. Media pembelajarannya gue buat sendiri, yakni pake kartu ikon dan tugas mereka adalah menempel ikon pada tempat yang tepat kemudian mereka menuliskan nama ikon dan fungsinya. Gue mencoba untuk membuat proses belajar menjadi menarik buat murid-murid, karena murid-murid gue ini gue rasa udah bosen sama metode belajar yang cuma nyatet-ndengerin guru ngomong selama pelajaran berlangsung. Alhasil walaupun pembuatan media kali ini lumayan menguras waktu, kantong dan tenaga, media ini Alhamdulillah bisa diterima sama mereka. 

Mereka tetep bisa ngebagi kerjaan, walaupun setelah agak sedikit gue 'ancam' dengan kalimat "yang nggak ikut mengerjakan, namanya nggak usah ditulis di kertas!". Dan ada dua kelas yang minggu ini harus pakai lab komputer yang ada koneksi internetnya karena lab komputer yang biasanya mereka pakai ternyata masih kegembok dan yang megang kunci gemboknya baru di luar sekolah. Mesikpun ada koneksi internet, nyatanya mereka nggak se-ekstrim yang gue bayangkan. Ya ada sih beberapa yang nyeleneh, malah facebookan, youtube-an juga. Tapi gue tetep kontrol sih dengan sesekali gue jalan ngeliling buat ngelihat sejauh mana progress mereka dan juga apa kesulitan yang mereka hadapi. Meskipun masih seperti yang udah-udah, kalimat "Bu, sini bu!" masih sering kedengeran di telinga gue. Oiya, di salah satu kelas juga masih ada yang sempet-sempetnya kepikiran buat nyontek kerjaan kelompok lain. Alamak, udah tugas kelompok, masih nyontek pula. Itu anggota kelompok saking pada terlalu sibuk apa gimana sampai tugas kelompok aja nggak kepegang. Akhirnya kerjaan kelompok lain yang udah selesai dan jadi sumber contekan mereka gue ambil.

Well, untuk pertemuan selanjutnya gue masih berfikir metode dan media apalagi yang bisa gue gunakan dalam proses pembelajaran. Alhamdulillah gue dikaruniai Allah tangan yang nggak bisa diem, jadinya, entah itu nulis, nggambar, bikin bikin printilan gitu gue bisa lah dikit-dikit. Kreatifitas guru dalam pembuatan media itu perlu banget, apalagi buat gue yang nggak mesti pakai proyektor buat ngajar (karena di lab yang biasanya itu nggak ada proyektor dan ruangannya nggak bisa dibikin agak gelap). Karena pas gue dulu microteaching di kampus sama PPL di sekolah itu gue selalu pakai media pembelajaran slide powerpoint. Eh tapi pernah sih pas microteaching di Candi Ratu Boko itu gue bikin media juga buat belajar di luar kelas. Pernah kepikiran buat game di kelas gitu, tapi gue takut gue nggak bisa ngontrol diri gue sendiri kalau gue emosi pas mereka berisik atau ngganggu kelas lain (kelas nggak kondusif) jadinya gue memilih alternatif media lain dulu aja deh. Mungkin gue butuh diskusi sama temen-temen sesama guru muda lainnya. 

Untuk minggu ini gue juga udah mulai mengendorkan aturan di kelas gue. Dari yang dulu strict banget murid-murid gue harus anteng, nggak boleh dengerin musik, ada yang nanya rada nggak sopan gitu terus muka gue langsung jutek, sekarang mereka gue izinkan dengerin musik asal nggak ngganggu temennya yang lagi belajar. Tapi tetep, ada aturan lain yang masih gue tegakkan, yakni menghormati orang lain yang sedang bicara di depan kelas (siapapun, guru maupun teman), tidak plagiasi dan nggak boleh pakai jaket/topi di dalam ruangan. Hal ini gue lakukan setelah gue ngobrol sama beberapa  guru senior dari dalam dan luar sekolah bahwa ngajar itu santai aja. Nggak usah dibawa terlalu serius karena gajinya juga nggak terlalu serius (beneran ada yang pernah bilang gini ke gue haha), terus kalau misalnya jam terakhir murid-murid udah pada minta pulang yaudah segera akhiri pelajaran (serius ada yang pernah bilang kayak gini ke gue juga haha). Pendapat-pendapat seperti itu nggak sepenuhnya gue setuju sih, gue tetep merasa ada tanggung jawab yang harus gue lakukan dan ada hak mereka yang harus gue sampaikan. Jadinyaaaa, kalau untuk permasalahan jam pulang, kelas yang gue ampu di jam terakhir seringnya pulang paling belakang. Saat sekolah udah sepi dan bahkan di ruang guru juga udah nggak ada orang. Hehe.

Ini gue nulis sambil nungguin murid-murid nyelesaiin tugasnya. Semoga kedepannya mereka jadi anak yang sholeh-sholehah, cerdas, bertanggung jawab, berbakti pada orang tua, berguna buat nusa bangsa agama dan negara, berbudi pekerti luhur, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, patriot yang sopan dan ksatria. Lah malah jadi dasa darma. Pokoknya semoga motivasi sekolah mereka bisa berasal dari dalam diri sendiri bahwa mereka butuh ilmu, jadinya mereka nggak perlu bolos lagi pas jam pelajaran masih berlangsung.

Aamiiin.

ps. kemaren pas ngajar, ada murid yang ngelucu gitu terus gue senyum-ketawa gitu. Dan itu kayaknya adalah hal yang sangat jarang mereka lihat dari gue hahaha :D (they look 'gumun')

2 komentar:

  1. "kemaren pas ngajar, ada murid yang ngelucu gitu terus gue senyum-ketawa gitu. Dan itu kayaknya adalah hal yang sangat jarang mereka lihat dari gue". Hmm, gurunya galak yah.

    BalasHapus

Komentar dari: