9 Oktober 2011

Lost in Merapi part 1

Berawal dari sebuah ide salah seorang member Cuplaxer +, Annis Nuraini yang mengajak member yang lain untuk ke Gn. Merapi. Kegiatan ini cuma butuh prepare seminggu, dengan Budi, yang rumahnya di Klaiurang sebagai tuan rumah. Budi semangat banget menyambut ajakannya Annis itu, sampe-sampe dia bilang bakal nyediain Jagung sama Ayam buat dibakar.

Begitu ditawarin untuk ikut, dan berhubung pas tanggal segitu emang nggak ada acara, aku langsung bilang 'iya'. Menurutku, ini kesempatan yang mungkin belum bisa kejadian lagi nanti, ditengah padatnya arus tugas-tugas kuliah. Jadi selama saat ini masih ada waktu, dan kesempatan, aku gunain aja buat ikut. Terus, minggu kemaren, aku, Fiani, sama Selfia kan udah ke Pantai Pandansimo Baru, naah sekarang saatnya untuk naik gunung.

Promosi pun gencar dilakukan Annis. Niat banget tuh anak emang..
Tapi sampe 1 hari sebelum pemberangkatan, nggak lebih dari 10 orang member Cuplaxer yang menyatakan bersedia ikut. Tentunya dengan alasan masing-masing. Ada yang emang nggak niat ikut mungkin, ada juga yang niat pengen ikut tapi ada halangan acara lain. 

Akhirnya hari Sabtupun tiba. Diawali dengan Seminar Technopreneur yang berlangsung dari jam 8 sampai jam setengah 2 siang, kita (para member yang mau ikut) janjian si KPLT jam 4 sore. Dan berhubung rumahku udah di utara, jadi aku nggak ikut nunggu disana, tapai langsung ke tempat janjian sama Budi-nya, di UII. Rencananya, dari KPLT berangkat jam 4, dan aku minta Annis buat sms aku kalo mereka udah berangkat dari KPLT, supaya sampe di UII nya bareng. Tapi berhubung namanya-jam-Indonesia, jam 5 mereka baru berangkat dari KPLT. 5 menit kemudian, aku juga berangkat dari rumah. 

Aku mengambil rute, jamal-jl. gito hati, lalu terus ke timur-jakal. Namun, ternyata hanya beberapa meter sebelum masuk ke jalan Kaliurang, ternyata jalannya ditutup karena perbaikan. Aku disitu bingung harus melalui jalan yang mana lagi, karena jalan pintas menuju Jakal, yang aku ketahui hanya jalan itu saja. Aku memutar balik dan mengambil sebuah jalan ke selatan, dengan spekulasi, jika aku berjalan ke selatan lalu ke timur, maka aku sampai di Jakal. Untungnya disitu aku tidak sendiri, banyak juga pengendara motor yang lain. Tak beberapa lama menyusuri jalan, aku melihat jalanan besar dengan tulisan "Jl. Kaliurang km5,5". Alhamdulillah nggak jadi nyasar. Hehehe~~ Seketika ku percepat motorku menuju UII, karena rekan-rekanku sudah menunggu disana.

Setelah bertemu dengan teman-temanku di UII, kami langsung dikomando Budi untuk mengikuti motornya, ke rumah Budi. Kupikir, jarak ke rumah Budi tidak sampai 5 menit, ternyata jauh sekali loh saudara-sudara -___________- Lewat jalanan kecil, berkelok-kelok, sepi, gelap, dan sangat dingin. Dan kita sampai rumah Budi setelah Adzan Maghrib berkumandang. Setelah memarkir motor di rumah Budi yang di utara, kita menuju rumah Budi yang di selatan (yang akan menjadi tempat kita menginap). Sebenarnya kondisi badanku malam itu sedang tidak dalam kondisi 100%, ditambah tenggorokanku yang sangat gatal dan batuk-batuk yang sedikit menggangu. Setelah membereskan barang-barang, kami Sholat. Lalu Budi mulai mengeluarkan 2 bungkus kartu remi dan 2 bungkus makanan ringan. Langsung saja kami menyerbunya, dan aku sampai lupa kalau tenggorokanku sedang sakit. Kami bermain kartu sampai jam 7 kurang, lalu aku masuk ke kamar sementara Budi dan Annis  pergi ke rumah Budi yang di utara untuk mengambil alat-alat untuk acara bakar-bakaran. Asli, badanku lemaaaaaas T.T aku hanya tidur-tiduran di kasur sambil mendengarkan lagu dari HP ku. Tak lama, terdengar suara motor datang, ternyata itu Farid yang menyusul kami ke rumah Budi.

Setibanya Farid disana, ia langsung mengambil piring, sendok dan arang untuk membuat arang yang akan dicoretkan ke wajah pemain yang kalah. Setelah selesai, ia mengajak aku, Wahyu, Arend dan Annis utnuk bermain kartu (aduh namanya lupa --,). Pokoknya cara mainnya tuh, kita akan dibagikan masing-masing 3 kartu, lalu kita harus menghitung  angka pada 3 kartu tersebut hingga jumlah angkanya rentang antara 25 sampai 30. Para pemain diperbolehkan menambah kartu yang mereka miliki dengan sisa kartu yang ditumpuk terbalik, dengan cara mengambilnya satu persatu. Dan kartu maksimal yang dimiliki hanya boleh sebanyak 7 kartu. Pemain yang memiliki nilai kartu kurangd ari 25 dan lebih dari 30 akan mendapat hukuman, tetapi jika dalam satu permainan terdapat 2 pemain yang memiliki nilai kartu diluar rentang, maka yang terkena hukuman adalah yang nilai kartunya paling kecil.

Saat games putaran pertama, aku salah menghitung. Peraturannya, nilai kartu As adalah 1, dan kartu Jack, Queen dan King adalah 10. Aku mendapat kartu As, 10, dan 8. Gara-gara lupa kalo As tuh nilainya cuma 1, aku jadi nggak ngambil kartu lagi. Dan begitu dihitung, ternyata aku yang memiliki jumlah nilai paling kecil. Langsung saja, wajahku penuh dengan coretan arang -_-

Permainan dilanjut sampai semua pemain terkena coretan arang. Wahyu kena sekali, Annis kena 4 kali, Arend kena sekali, dan Farid kena sekali. Dan mereka nggak mau udahan sampe aku kena lagi. Dan saat aku melakukan permainannya, ternyata jumlah nilai di kartuku mencapai 36, yang artinya itu terlalu besar, dan aku kalah lagi. Tanpa dikomando, aku berlari ke  sduut ruangan, berusaha menutupi wajahku, tapi tangan mereka terlalu banyak dan terlalu kuat. Dalam hitungan detik, wajahku yang sudah penuh dengan coretan arang, bertambah banyak coretan arangnya.

Setelah bermain kartu, baru kami mulai membakar Jagung dan Ayam. Kulit jagung kami kupas, dan dilumuri margarin. Jatah membakar diserahkan kepada Budi dan Annis. Sementara aku dan Arend meyiapkan lalapan. Adit menyiapkan minum, dan sisanya membantu membakar Ayam dan Jagung. Disini kaga ada si Farid, dia kabur lah tuh entah kemana. Wkwkw~~

Sekitar jam 9 lewat, masakan baru selesai. Wuiiih, langsung deh itu makannya kaya orang kesetanan. Si Adit sampai tambah 5 kali, si Wahyu yang pura-pura makannya dikit. Tadinya aku, Mbak Laeli sama Annis makan sepiring bertiga, tapi menurutku piring sekecil itu nggak enak buat dijajah 3 tangan-tangan berperut lapar, jadi aku memutuskan untuk mengambil piring sendiri. Dan dalam waktu tak sampai 1 jam, makanan yang ada ludes habis. Hanya bersisa beberapa potong yang disisakan untuk Farid.

Setelah acara makan malam selesai, kami menonton stand up comedy-nya Raditya Dika di ruang tengah sambil ngakak-ngakak. Dan kata-kata yang paling sering muncul malam itu adalah "Dek, tolong suaranya dikondisikan ya! Khusus Wahyu, muka nya di kondisikan juga" Hahaha :D

Sampai tengah malam, aku belum bisa tidur, sama seperti yang lain. Padahal Adit, Mas Faqih, Mbak Laely sama Budi udah tertidur lelap. Tinggal makhluk-makhluk yang mendadak insomnia seperti aku, Annis, Farid, Arend dan Wahyu yang masih melek sambil main kartu. Kalo sekarang, main kartunya disebut "ngomben" (gak usah dijelasin yah itu kaya gimana permainannya, panjang lagi nih ntar ceritanya). Detik, menit, jam berganti menunjukkan jam setengah 2 pagi. Aku harus sadar diri untuk segera mengistirahatkan badanku kalau tidak mau penyakitku bertambah parah. Akhirna aku masuk kamar, lalu tidur. Diluar masih berisik~~

Dan saya terlelaaaaaaaaaaap ~~

Petualangan selanjutnya bakal ada di part 2 :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari: