30 Maret 2015

Ujung Genteng, Maret 2015

Baru aja pulang dari piknik tiga hari dua malam di Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Dibalik 6 jam perjalanan berangkat dan 8 jam perjalanan pulang ke Bogor, ini dia sedikit oleh-oleh yang bisa dibagikan:
Kalau pagi-pagi pantai disini agak surut, jadinya bisa jalan ke tengah laut dan nyari ikan diantara karang-karang.




Pantai jam 10.00






Ayah - Ibu - Radit. Menanti Senja.




One of my favorite photos :3 Lebih mirip gurun dibanding pantai.



Foto-foto lain, pas pantai lagi bagus-bagusnya. Sayangnya udah kena filter dari  B612 :|





Gimana?
Subhanallah banget kan? Barangkali Ujung Genteng bisa jadi salah satu destinasi wisata bloggers sekalian. Tapi sebelum yas yes yas yes mau kesana, silakan dilihat dulu, sebenernya Ujung Genteng ada dimana sih...

Ujung Genteng itu di:

Di sini..

Ciracap, Sukabumi, Jawa Barat

Terus, kalau dari Bogor sebelah mananya?

Sebelah sini~~~

 Jauh? Ya lumayan lah sekitar 170km dari rumah gue. Jangan dibayangkan perjalanan yang mulus halus ya, soalnya perjalanan ke Ujung Genteng ini harus melewati gunung yang jalannya bener-bener berkelok dan banyak yang masih rusak. Alhasil perjalanan kemarin gue harus minum obat anti mabuk perjalanan supaya sepanjang jalan gue tertidur pulas. Haha.

Kalau udah sampai di Ujung Genteng, seharusnya bayar dulu di pos registrasi. Tapi karena waktu itu gue dateng hari Jum'at dan udah mepet waktu Jum'atan, jadilah pos registrasinya nggak ada yang jagain, njuk bablas. Hehe. Jangan khawatir nggak dapet tempat buat nginep atau istirahat, karena di sepanjang pantai bakalan ada banyak banget pondokan yang ditawarkan. Pas kemaren gue kesana sih gue nginep di Pondok Hexa. Berhubung kesananya berlima sama Ibu Ayah dan Adek adek, kami nyewa satu kamar dengan dua bed seharga hampir 400k per malam. Dengan fasilitas AC dan hot water. Worth it sih, soalnya mumpung gue lagi nggak liburan ala-ala backpacker gitu jadinya ya liburan senyaman mungkin. Haha.

Selain bisa menikmati pantai dari pagi sampai pagi lagi, pengunjung juga bisa ke berbagai destinasi lain. Contohnya ke Konservasi Penyu buat lihat pelepasan penyu, atau ke pantai yang biasa dipakai buat surfing. Kalau mau ke Konservasi Penyu, dari Ujung Genteng harus jalan/berkendara dulu kira-kira 5km dengan rute yang non aspal alus. Terus masuk ke kawasan konservasi yang namanya Kawasan Konservasi Penyu Pantai Pangumbahan dengan membayar Rp. 10.000 per kepala untuk ikutan pelepasan penyu. Pelepasan penyu ada setiap hari jam 17.30. Sayangnya waktu itu mendung, nggak dapet sunset dan ngelepasin penyu sambil hujan-hujanan. Haha.

Btw, sedikit informasi soal penyu yaa.. Jadi, penyu yang dilepas di Pantai Pangumbahan ini baru berusia sehari semalam. Terus dia kudu dilepas gitu aja di lautan, sendiri. Tujuannya adalah supaya penyu itu bisa tumbuh secara alami di lautan lepas untuk suatu hari nanti kembali lagi ke Pantai Pangumbahan saat mereka udah dewasa, untuk bertelur dan menghasilkan generasi penyu selanjutnya. Salah satu syaratnya adalah, Pantai Pangumbahan tidak boleh dirusak dan harus tetap dapat dikenali si penyu sebagai rumahnya. Ini petjah bangen dan mengandung filosofi banget men. Karena sejauh apapun si penyu pergi, dia akan pulang lagi ke tempat yang disebut rumah. Dengan terms and condition yang harus dipenuhi, yakni si penyu masih mengenali tempat yang disebut dengan rumah itu.

Di Kawasan Konservasi Penyu Pantai Pangumbahan

Umurnya baru sehari semalam, tapi udah harus dilepas hidup di lautan lepas.

"Tungguin akuu..."
Yang paling bikin seneng adalah, bisa liburan berlima. Novi pas libur karena kelas XII pada ujian, kemudian Ayah pas dapet libur piket dari kantor. Insya Allah selalu ada waktu untuk berbahagia bersama orang-orang tersayang :)
Nah, liburan kelar. Habis ini mau piknik lagi apa ngerjain skripsi? :3

Piknik kemana lagi nih?

18 Maret 2015

Welcome Back

Wuaaaah, bersalah sekali rasanya sama blog ini karena terbengkalai begitu saja tanpa ada postingan baru sejak sebulan yang lalu. Maapin aku yang baru asik nulis di tempat lain yaaaa *nyengir :D

Iya, jadi selama gue nggak ngeblog disini, gue menulis di beberapa tempat lainnya. Di tumblr iya, sampai beberapa draft tulisan di One Note yang memang tidak untuk keperluan publikasi *sok banget kayak bakal ada yang nyariin kalau nggak nulis di blog*. Barangkali karena dunia nyata lagi menenggelamkan gue didalamnya, jadi gue nggak terlalu banyak menuliskan ekspresi disini.

So, apa yang akan gue ceritakan kali ini?
Emm, mungkin diawali dari membaiknya hubungan gue dengan salah seorang perempuan yang sempet nggak enak dua tahun yang lalu. Bener sih, kadang, waktu memang bisa menjadi obat dari luka. Waktu memberikan gue spasi yang akhirnya bisa gue isi dengan berbagai hal lain yang bisa bikin gue bahagia. Dan akhirnya secara sendirinya, gue bisa memaafkan dan memulai lagi semuanya dari awal. Haha, ribet kan bacanya. Barangkali setelah ini gue dan dia bisa berteman baik. Barangkali..

Terus, tentang gue yang akhir-akhir ini jadi lumayan sering masak. Haha. Banyak sih alasan kenapa pada akhirnya gue mau mulai sering menyentuh dapur rumah simbah. Pertama, bikin minum buat kakang jurnalis yang sering main ke rumah, sekedar mampir, ngerjain sesuatu atau cuma bermalas-malasan seharian. Kedua, karena gue mulai kangen masakan rumah yang dimasakin ibu. Gue sering nggak cocok sama masakan yang dibikin simbah, makanya, gue belajar buat masak kecil-kecilan. Alasan terakhir karena kakang jurnalis sering lebih memilih masak sendiri daripada jajan di luar kalau urusan makanan.

Misal,
Gue: "Habis ini mau makan dimana?"
Kakang: "Masak aja..."

Pada dasarnya, kakang ini memang lebih lihai di dapur ketimbang gue. Lebih kreatif juga. Jadilah beberapa eksperimen sudah kami lakukan di dapur simbah. Dan simbah ya udah yang biasa aja lihat kami ribet di dapur. Malah seneng, biar gue kenal dapur, dan makannya jadi lebih banyak. Yaaa, itung-itung latihan biar istriable gituu. Haha.

Belakangan ini intensitas ketemuan sama temen-temen Cuplaxer agak berkurang. Hal ini disebabkan karena kami udah mulai sibuk sama urusan kami masing-masing. Maklum, mahasiswa semester banyak yang udah mulai merencanakan kapan keluar kampus bawa gelar S.Pd biar nggak menuh-menuhin parkiran lagi. Kami udah nggak ada kelas, jadilah kalau ketemu biasanya di perpus aja. Nyicil ngerjain cklipci sambil diselingi ngobrol. Kalau pas waktu makan siang ya dilanjut makan siang. Kadang kangen aja gitu sama suasana kelas dari semester satu sampai semester enam. Ah, masanya sudah lewat ternyata....

Tuh kan jadi sedih...

Beberapa temen udah hampir selesai ngerjain skripsi. Kalau gue sih masih slow but sure. Ada juga temen-temen yang belum memulai, dengan alasan yang mereka punya masing-masing. Tapi doa gue, selalu dan selalu, semoga skripsi gue dan temen-temen selalu diberikan kemudahan dan kelancaran, biar bisa lulus tepat waktu. Aaaaaamiiiiiin~~~

Jadi inget, kemaren banget nih, gue konsultasi bab I sama kakang jurnalis. Lebih tepatnya konsultasi latar belakang. Awalnya kakang nggak mau, karena dia takut dosbing gue magabut alias makan gaji buta. Padahal niatnya tuh biar nggak malu-maluin banget kalau pas bimbingan ke dosbing. Haha. Ternyata bener, pas baca paragraf per paragraf, dia udah nyengir-nyengir tanda ada sesuatu yang menurut dia masih kurang beres. Bener aja, mulai dari repetisi kata yang terlalu banyak, sampai kalimat yang terlalu panjang. Gue jadi dapet pelajaran lagi soal menulis kalimat efektif dari kakang. Terus, kakang bantu gue ngelurusin alasan pembuatan skripsi gue. Dengan gayanya dia yang serius tapi malah bikin pengen ketawa. Pokoknya makasih banget buat masukannya yaaaa <3 aaaamiiiin="" juga="" lancar="" nanti="" p="" semoga="" skripsimu="" yaaa..="">

Belakangan ini juga lagi 'harus' seneng sama nggambar..

Hasil karya beberapa minggu kebelakang

Ah, sebenernya banyak banget wishlist gue dalam hidup ini. Semoga semuanya lancar... 
Bismillah.... :)

Udah ya, mau bobok.