28 Maret 2014

Maliq & D'Essentials - Dunia Sekitar


Beberapa hari yang lalu, Maliq & D'Essentials merilis official movie video dari lagu yang berjudul Dunia Sekitar. Lagu ini merupakan salah satu lagu yang ada di album Sriwedari. Saya sudah beberapa kali mendengarkan, tapi karena disambi mengerjakan banyak hal, lagu ini hanya sekedar menjadi teman penghibur tanpa saya perhatikan isi lagu ini secara mendetail. Waktu pertama kali melihat video klipnya, saya juga tidak terlalu memperhatikan isinya. Semuanya terlewat begitu saja, dari awal sampai akhir. Biasa saja.

Tapi hal yang awalnya biasa saja itu ternyata bisa menjadi sesuatu yang luar biasa jika kita mau berhenti sejenak dan memperhatikan lebih dekat. Jadi begini, menurut saya, lagu Dunia Sekitar ini sarat akan makna. Ya, lagu-lagu Maliq memang liriknya banyak yang mengena. Lagu ini bercerita tentang bagaimana seorang manusia seharusnya bersyukur atas segala sesuatu yang telah dimiliki. Terkadang kita terlalu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya kecil, sampai kita ingin menjadi sesuatu yang bukan diri kita sendiri. Padahal di luar sana, banyak orang lain yang tidak seberuntung diri kita. Lewat lagu ini, Maliq & D'Essentials ingin mengajak kita semua untuk tetap bersyukur dan membagi cinta dimana saja kita berada.

Hal tersebut juga diwakili oleh video klip yang dibuat, dimana video klip tersebut menggunakan teknik one take atau kamera yang rolling terus tanpa edit dengan tokoh didalamnya adalah seluruh personil Maliq & D'Essentials dari lantai atas studio mereka sampai lantai paling bawah. Video klip ini juga dikonsep dan disutradarai oleh Maliq & D'Essentials (sumber : sini). Mungkin, pesannya lagi-lagi soal bagaimana cara kita bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Bahwa jika kita mau untuk belajar melihat sesuatu dengan mata hati, maka yang sebenarnya kita punya ternyata jauh lebih banyak daripada yang terlihat.

Bagi saya pribadi, lagu ini seakan menampar saya. Selama ini, jika saya mengalami sedikit saja masalah kecil, maka sudah dapat dipastikan tumpah ruah-lah permasalahan itu dimana-mana. Berbagai macam sosial media seakan menjadi fasilitas bagi orang-orang yang sedikit-sedikit curhat ke dunia maya. Ketika kondisi hati sedang normal, membaca kiriman berisi 'masalah kecil yang dibesar-besarkan' di sosial media rasanya risih juga, jadi malu rasanya kalau ingat saya juga pernah jadi salah satu pelakunya. Yaa, walaupun sebenarnya memang tidak pernah ada yang melarang untuk curhat di sosial media. Namun, ada baiknya jika mulai dari sekarang kita belajar untuk lebih bisa bersyukur, menahan diri, belajar memberi cinta dan belajar untuk melihat sesuatu dengan mata hati. Jika kita memiliki masalah, percayalah bahwa hidup ini berisi siang dan malam. Datang dan hilang.

Yok, mari kita coba nyanyikan lagu ini :)

Pernahkah kau berpikir
Hidupmu tidak adil
Karna engkau merasa
Kecewa karna hal yang kecil kau anggap besar
Seakan hidup ini berakhir

Tidakkah kau merasa
Harusnya kau berpikir
Masalahmu yang kecil
Tidak sebanding dengan apa yang dirasakan
Banyak manusia diluar sana

Hai cobalah kau melihat
Dunia disekitar
Dengan mata hatimu
So give your love
Your love
Your love
Your love
C'mon people

Hingga engkau mengerti
Tidak banyak manusia
Seberuntung dirimu
Yang berharap uluran tangan tak kunjung datang
Namun senyumnya tak pernah hilang

Jadi mulai sekarang
Cobalah tetap senang
Saat cobaan datang
Karna itu akan selalu datang dan hilang
Seperti hari siang dan malam

Hai cobalah kau melihat
Dunia disekitar
Dengan mata hatimu

Gimme your love
Your love
Your love
Your love
C'mon people

Langkah manusia menjadi nyata
Saat bertindak bukan berkata
Belajar makna dari senyuman mereka

So c'mon people
Let's do it now
Let's do it now

Langkah manusia menjadi nyata
Saat bertindak bukan berkata
Belajar makna dari senyuman mereka

25 Maret 2014

Bocah Pinginan.

Saya bocah pinginan.
Apa yang salah dari kalimat itu? Hehe. Mungkin ada, mungkin juga nggak ada. Sebenernya apa sih yang bikin saya jadi bocah pinginan? Emm, sebenenya banyak sih. Yaaa kalau pas lihat orang punya apa gitu yang saya nggak punya, kadang jadi pinginan. Kalau orang dapet apa yang saya nggak dapet, itu juga kadang saya jadi pinginan. Termasuk ketika orang lain piknik dan saya enggak. Duh ituuuuuuuu bener-bener pingiiiiiin :3

Entah ya, belakangan ini ngeliat sosmed bawaannya sewot mulu. Si ini yang jalan-jalan kesini sama temennya, si itu yang jalan-jalan kesitu sama temen-temennya. Udah gitu, foto-fotonya diunggah ke sosmed. Terus, saya cuma lihat dan menikmatinya dari layar leptop sambil berkata dalam hati, "Waaaah, mereka asik yaa....."

Emang nggak pernah piknik, Peh?

Ya pernah lah. Dua minggu lalu juga habis pergi ke salah satu pantai di Gunung Kidul sama Farid. Seharian males malesan di pasir pantai, di bawah pohon apalah nggak tau namanya. Dikelitikin angin laut. Dibisikin ombak yang gulung-gulung. Bayangin.. Nyenengin banget kan? 

Tapi, aku kangen main bareng-bareng sama temen yang banyak gitu. Terakhir main bareng sama temen yang ramean itu waktu ke Kalikuning, Oktober 2013 silam. Rasanya rame aja gitu kan kalau berbanyak. Jadi, senengnya itu nggak cuma kita sendiri yang ngerasain. Bisa dibagi sama temen-temen, kayak yang di Indonesian Travel Series, dimana Jebraw bilang "Happiness is meant to be shared". Yah, kebahagiaan itu akan berarti jika dibagi. Apalagi dibagi sama temen-temen..

Emm, tapi sebenernya kalau mau menilik ke beberapa waktu kebelakang, saya agak ada nyeselnya juga sih. Soalnya saya sempet beberapa kali menghilangkan kesempatan untuk bisa main sama temen-temen sekelas. Kayak waktu main ke rumah Disma di Magelang itu, padahal nginep dan rame banget soalnya sekaligus ada acara ultahnya Disma, dan itu saya lewatkan begitu saja dengan alasan yang.. ah, forget it. Kedua, waktu diajak travelling ke Malang dan Bromo sama anak-anak kelas F2. Waktu itu saya nolak karena jadwalnya pas banget sama kepulangan saya ke Bogor. Ini jelas pilihan susah men. Dan yang terakhir adalah ketika anak-anak juga ngajakin saya ke Dieng, dengan seat sisa satu di mobil yang mereka sewa. Lagi-lagi saya nggak ikut karena waktu itu musim hujannya nggak nanggung-nanggung. Aaaaaaaaaah, nyesel~

Plis, kasih aku kesempatan lagi yah :')

Mungkin mereka kecewa karena saya selalu nolak tiap mereka ajak. Yah, who knows. Tapi giliran saya free gitu, yang pada jalan-jalan ya jalan-jalan aja. Haha. Duh dek. Ada lagi nih, misalnya udah kebelet banget pengen jalan-jalan, saya juga suka ngajakin anak-anak kelas kemanaaa gitu, tapi ya dasarnya emang nggak ada bakat jadi travel planner, kebanyakan cuma jadi wacana, ataaaaau yang ikut ya itu-itu aja. 

Kayak tadi, berhubung hari Senin libur tanggal merah, kan berarti long weekend tuh, saya kepengen travelling ke Solo. Yaaa, jalan-jalan aja, yang nggak terlalu deket, tapi juga nggak terlalu jauh. Waktu cerita sama Farid, dia mah hayuk-hayuk aja selama dia nggak ada acara. Nah, niatnya kan emang pengen ngajak anak-anak yang lain, akhirnya saya ngajak Guruh buat join. Tapi ternyata destinasi Solo bikin anak-anak underestimate, apalagi ketika saya bilang ke Tawangmangu naik motor. Ya maap, sini kan belum pernah kesana, jadi nggak tau tracknya kayak apa.

Beberapa anak gabung diskusi dan malah melebar kemana-mana, bahkan sekilas ada yang urun usul ke Karimun Jawa. Menarik sih, saya juga emang ada rencana kesana. Tapi nggak dalam waktu dekat, soalnya tau sendiri kan persiapannya banyak banget, apalagi persiapan finansial. Ada usul main aja ke rumah siapa gitu terus disana lotisan (rujakan), ada lagi usul ke kebun buah Dlingo terus disana juga rujakan. Tapi ternyata saran Dlingo nggak ada respon bagus juga.

Belum selesai urusan destinasi, kita dilema mau pergi hari apa. Haha. Duh emang ya salah satu hal yang paling susah kalau mau ngajak temen-temen main itu ya perihal siapa-bisanya-kapan. Dasarnya manusia sibuk dengan segudang deadline disana-sini, jadinya ya susah sinkronnya. Akhirnya, tadi sih keputusannya bakal ke rumah Selfi gitu hari Sabtu sore. Tapi masih belum ngeh juga apakah ini akan terealisasi ataukah hanya sekedar wacana seperti biasanya.

Ini miris juga kalau inget file piknik jaman kuliah hilang semua. Emang sih masih terpatri dalam pikiran, tapi terkadang gambar juga mampu mengingatkan pada sesuatu yang mungkin sempat kita lupakan dalam suatu kejadian. Jadi ini lho saatnya membuat kenangan yang baru, yang pasti mengasyikkan. Hehe.



Bro, saya kangen main sama kalian brooo. Ciyus.
Kali ini nggak apa-apa kan saya jadi bocah pinginan?