27 Januari 2014

KKN PPL : Kamu Kok Ngerebut Pilihan Punya yang Lain

Akronimnya #duhDek banget nggak sih? Hehe.

Skip.

Kali ini cuma mau cerita sedikit mengenai apa yang membuat saya dan teman-teman tidak bisa tidur dan cukup panik dari Minggu (26/01) malam sampai Senin (27/01) pagi. Sebuah agenda besar kampus yang setiap tahun diadakan tapi entah mengapa kelihatannya masalahnya masih saja sama.

Untuk mahasiswa yang telah menempuh 100SKS, wajib untuk mengikuti program KKN PPL. Untuk non kependidikan, hanya KKN saja sementara yang kependidikan itu KKN PPL yang merupakan kependekan dari Kuliah Kerja Nyata Praktik Pengalaman Lapangan. Pada kegiatan PPL, mahasiswa akan praktik mengajar di sekolah yang telah dipilih. Maka dari itu, diadakanlah pendaftaran KKN PPL sekaligus pemilihan lokasi PPL yang berbasis website (online).

Ini yang ribet.

Pemilihan lokasi sudah menjadi perbincangan hangat beberapa minggu terakhir. Berkaca pada (gosip) tahun sebelumnya, pemilihan lokasi pada saat daftar online itu rebutan antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lain. Nah, tahun ini, ketika kita akan mengantisipasi hal tersebut, kita menemui kesulitan karena kita belum tahu sekolah mana saja yang dijadikan tujuan KKN PPL, terutama untuk prodi saya, PT. Informatika. Untuk itu, koordinator KKN PPL jurusan mengumpulkan teman-teman satu prodi untuk memberikan informasi mengenai KKN PPL. Namun, pada pertemuan itu, belum disampaikan sekolah mana saja yang bisa dipilih karena masih belum fix antara nama sekolah dan kuota per sekolah.

Kita punya saran supaya saat pendaftaran online nanti tidak rebutan, kita melakukan koordinasi pemilihan tempat terlebih dahulu. Dari pihak jurusan hanya berkata bahwa kita dibebaskan memilih, nanti akan tetap dilihat lagi oleh koordinator jurusan. Memang diutamakan agar nanti memilih sekolah sesuai dengan konsentrasinya, tetapi semestinya, bisa dong mengajar pelajaran apapun selama berhubungan dengan TI?

Penyampaian daftar sekolah yang tersedia dilakukan melalui jejaring sosial, karena saya pertama kali melihatnya di facebook. Disana masih tertera dengan judul untuk tahun 2013. Apakah informasi ini valid atau tidak, saya kurang tahu tapi teman-teman sudah share daftar sekolah itu. Akhirnya saya menentukan pilihan. Ya, sebuah sekolah, sebut saja sekolah A. Teman-teman per konsentrasi (MM, MSI dan Jaringan) juga melakukan koordinasi penempatan sekolah agar saat pendaftaran online tidak terjadi rebutan. Maksud lainnya juga adalah agar dapat diketahui persebaran minat dari teman-teman informatika kemana. Kalau ternyata memang masih ada yang melebihi kuota, dipersilakan untuk koordinasi secara personal. Intinya mah, kita tep pengen semuanya lancar dan nggak ada yang merasa dirugikan.

Sampai satu hari menjelang daftar online, masih simpang siur kabar fiksasi per konsentrasi. Untuk Multimedia sendiri, memang sudah diplotkan sendiri tapi masih ada yang melebihi kuota. Untuk jaringan, saya dapat data yang katanya sudah fix. Sementara MSI, saya taunya mereka rebutan.

Saya cuma bisa berdoa semoga saya mendapatkan apa yang saya pilih. Gitu aja.

Menjelang hari Senin (27/01) jam 00.00, sosmed dipenuhi temen-temen yang akan daftar online. Saya sendiri ketiduran dari jam 21.00 sampai jam 23.45 jadi kurang begitu tahu apa yang terjadi selama saya tidur. Saya cuma bersyukur bangunnya nggak lebih dari jam 00.00.

Ternyata, setelah jam 00.00 berlalu, website tempat daftar onlinenya masih belum bisa diakses. Bisa dibayangkan, yang menanti untuk mengakses ada ribuan mahasiswa dari seluruh fakultas.Grup KKN PPL ramai, grup chat kelas tidak mau kalah. Saya sendiri duduk manis di depan komputer rumah sambil ditemani ibu saya. 

Lewat setengah jam, website masih belum bisa dibuka. Beberapa menganalisa dan mengambil kesimpulan bahwa sistem masih manual, jadi nunggu puskom buka. Ada juga yang bilang kalau 00.00 itu waktu GMT, jadi selisih 7 jam lebih lama dari WIB. Dan berbagai spekulasi lainnya. Tapi saya nggak berhenti mencet F5 di keyboard saya. Beberapa teman sudah mulai mengantuk dan pamit tidur.

Saya masih terjaga karena memang sudah tidak mengantuk. Ibu masih setia disebelah saya sambil terus saya mintakan doa.Grup masih ramai oleh postingan macam-macam dari teman-teman mahasiswa.

Sekitar jam 2, mulai ada perkembangan. Awalnya malah diminta memilih sekolah SBI atau non SBI yang sebelumnya tidak dijelaskan. Tidak beberapa lama kemudian, form tersebut hilang dan langsung bisa log in. Setelah log in, ternyata ada pemberitahuan bahwa belum melakukan pembayaran dan diminta untuk konfirmasi ke puskom terlebih dahulu. Padahal kita semua sudah bayar, kecuali yang BM (Bidikmisi). Beberapa saat kemudian direload ternyata pagenya unavailable. Setelah menunggu dan menunggu, akhirnya saya bisa sampai ke halaman memilih lokasi sekolah pada pukul setengah 3 pagi. Disana masih tertera sekolah yang saya pilih. Langsung, tanpa membuang waktu, saya klik nama sekolahnya, kemudian saya klik tombol proses. Tapi, bukannya konfirmasi yang saya terima, malah kembali ke halaman memilih sekolah, tapi sekolah pilihan saya sudah tidak ada. Nah loh. Ini bagaimana kejelasannya? Jujur, saya panik. Teman-teman satu persatu juga sudah mulai bisa mengakses sampai pemilihan lokasi, tapi setelah di reload, satu persatu daftar sekolahnya hilang. Kita mulai berspekulasi lagi bahwa web dan servernya masih belum fix, jadi beberapa ada yang memilih sekolah lebih dari satu. Istilahnya, asal klik gitu. Barangkali mereka panik karena pilihan sekolahnya sudah tidak ada, sementara mereka merasa belum memilih dan khawatir yang tersisa tinggal sekolah yang diluar dugaan mereka. Ada pula satu nama sekolah yang ternyata fiktif alias tidak ada sekolahnya. Kalau kata Rais, itu sekolah ghaib --,

Saya masih tertahan di form pemilihan lokasi tadi sambil mendaftarkan Farid karena dia tidak bisa mengakses websitenya. Ternyata kasusnya Farid sama seperti kasus saya. Setelah pilih sekolah kemudian hilang tanpa ada konfirmasi. Namun, kecurigaan berada pada urlnya, karena terdapat tulisan : "Data sudah diproses".

Tidak berlangsung lama, daftar sekolah sudah habis sementara teman-teman saya banyak yang belum memilih sekolah. Disitu kita bingung dan memutuskan akan mengkonfirmasi ini ke koordinator jurusan. Sudah sempat lega beberapa saat, saya membaca postingan salah seorang teman yang sudah bisa mencetak bukti pendaftaran. Saya langsung buru-buru mencoba lagi log in ke websitenya. Ternyata benar, data saya sudah ada. Alhamdulillah pilihan saya yang tadi ternyata betul sudah terproses. Data Farid juga ada, dan sesuai. Alhamdulillah, akhirnya saya cetak bukti pendaftarannya. 

Teman-teman yang lain ikut mengecek websitenya, ternyata banyak yang menjadi korban salah klik :o Tapi saya tidak terlalu memperhatikan karena setelah mencetak data, saya mematikan komputer. Ibu saya langsung saya peluk dan kemudian beliau pamit, "Udah, tidur gih. Ibu juga mau tidur", katanya. Saya baru bisa tertidur jam 4 kurang beberapa menit.

Paginya, saya bangun jam 6 kemudian menunaikan sholat Subuh yang super telat, lalu memantau facebook lagi untuk perkembangan selanjutnya. Alhamdulillah, rekan karib saya juga dapat di sekolah A bersama saya. Tapi ada juga yang belum log in. Kami terus menyemangati, dan ternyata pilihan sekolahnya sudah tidak ada, tapi terambil oleh teman lainnya karena panik dan asal ngeklik waktu crowded malam itu.

Akhirnya teman-teman ke kampus untuk konfirmasi perihal tempat. Saya nggak bisa ikut karena posisi sedang tidak di Jogja. Hasil pertemuan dengan koordinator jurusan adalah, beliau meminta rekap data sekolah yang didaftarkan serta data sekolah yang diinginkan dari masing-masing mahasiswa. Entah untuk apa, tapi sepertinya akan disesuaikan lagi oleh koordinator jurusan karena banyak yang ternyata tidak sesuai antara yang didaftarkan dengan yang diinginkan.

Saya masih tetap optimis di sekolah itu. 

Terakhir,
Entah apakah ada korelasinya antara judul dengan postingan saya ini. Saya hanya bercerita. Entah, sejak kapan saya lupa caranya bercerita lewat tulisan. Hehe. Semoga, apapun hasilnya nanti, saya yakin itu adalah yang terbaik. Semoga saya bisa bermanfaat dimanapun saya berada. Aamiin. Kali ini sudah harus bersiap mengabdi. Mengamalkan dan memperdalam ilmu yang telah dimiliki. Semoga berguna, baik untuk diri sendiri, syukur-syukur bisa berguna juga untuk orang lain.

Terima kasih buat Reta yang udah mau ngordinir temen-temen MM. Terima kasih buat Disma yang udah bikin grup KKN baru. Terima kasih buat semua temen-temen @cuplaxer yang selalu bisa membawa suasana se-genting apapun tetap menyenangkan. Kita tep kudu saling nyemangatin :)

Moga-moga tahun depan lebih baik semuanya.

Perjuangan baru dimulai, kawan :)

Terima kasih buat ibu yang udah nemenin. I love youuuu {}

10 Januari 2014

2014 : Gunung Kidul

*Postingan telat 10 hari :3

Nggak berhenti-berhenti dari kemarin, bibir ini nyengir terus, tasbih terus, hamdalah terus. Bahwa aku telah melewati 365 hari kebelakang yang luar biasa dahsyat. Semoga pengalamannya tetap akan selalu teringat dan menjadi sebuah pelajaran berharga di masa yang akan datang.

365 hari ditutup dengan sungguh manis. Berawal dari ajakan Adit untuk sowan ke rumahnya sambil bakar-bakar. Sebenernya nggak yakin apakah ini adalah benar-benar acara yang dikhususkan untuk memperingati kedatangan 2014, ataukah karena memang Adit sudah lama kehilangan waktu bersama teman-teman dan mumpung ada Ulfi disini. Sepertinya alasan kedua lebih tepat. Aku memang berencana akan keluar, tapi masih belum tau akan kemana, jadi waktu Adit ngajak ke rumahnya di Gunung Kidul, yaaa aku cukup antusias. Dulu pernah sekali main kesana, tapi cuma mampir. Alhamdulillah kali ini dapat kesempatan buat bakar-bakar dan nginep. Adit ngundang temen-temen sekelas H-1, sayangnya banyak yang nggak bisa ikut karena sudah punya janji sama yang lain lebih dulu. Atau karena rumahnya Adit terlalu jauh mungkin di Gunung Kidul. Tapi tetep masih ada beberapa yang ikut kok. Ada Farid, Budi, sama Aya.

Waktu berangkat ke rumah Adit, semuanya misah. Aku sama Farid berangkat duluan karena udah paling selo. Sementara Budi masih di rumah, nunggu Aya yang lagi melanjutkan acara himpunan sama Adit *dasar orang sibuk*. Jalan Wonosari malam itu lumayan ramai. Sekitar jam 9 kurang 15 menit, di Bukit Bintang udah penuh sama kendaraan dan sempet tersendat sedikit. Akhirnya, sampai di rumah Adit jam 22.00 dan disambut Ulfi disana.

Nggak berselang lama, ada sepeda motor yang datang. Kita semua mengira kalau itu Adit atau Budi. Ternyata itu adalah dua orang teman SMK nya Adit sama Ulfi. Namanya Ipin sama Deden. Sementara itu, Aya, Budi sama Adit baru sampai jalan Wonosari dan baru mau naik. Waaah, otomatis sampai di rumah Adit bisa jam 12 malam :o

Akhirnya kita cuma bisa nunggu sambil nonton TV sambil dengerin Deden sama Ipin yang ternyata berisik banget, tapi lucu :D Sekitar jam setengah 12, Adit datang. Dan dia malah bingung karena Budi sama Aya belum sampai, padahal tadi Adit mampir dulu di pom bensin. Usut punya usut, ternyata Budi sama Aya nyasar karena jalur yang biasanya untuk ke rumah Adit itu ditutup di depan Alun-alun Wonosari, jadi mereka harus muter dan ternyata nggak tau jalan. Bukannya langsung dijemput, kita menyarankan "Udah, biarkan mereka menikmati malam tahun beru berdua" Hihi.

1 Januari 2014
Dari jauh, kedengeran suara kembang api yang meledak di langit. Aku keluar. Farid keluar. Ulfi sama Adit juga ikut. Tapi ternyata langit Semanu terlalu jauh dari keramaian kembang api. Sekeliling rumah Adit sepi. Mungkin mereka lebih senang menghabiskan malam ini dengan berselimut tebal, karena.. men, dingin banget men :o

Setelah jedar jeder di kejauhan beranjak hilang, Adit sama Ulfi baru nyusulin Budi sama Aya. Sementara di rumah, Deden sama Ipin nyiapin buat bakarannya. Aku sama Farid? Duduk duduk doang, soalnya kalau kebanyakan yang nyiapin nanti malah ngerepotin *dikepruk*. Nggak lama, ternyata kita kedatangan Trinug sama Siti. Whaaa, tambah ramaai :D

Akhirnya semua lengkap dan bakaran pun dimulai. Jeletot bawaan Budi ternyata eksis juga sampai Gunung Kidul. Haha. Makanan siap disajikan pukul 3 pagi. Aku udah nggak nafsu makan nasi jam segitu, jadilah aku makan jagung bakar aja.
Makan Subuh

Yang baju merah itu Deden, yang ijo itu Ipen

Selesai makan subuh *ini apa iniii*, aku mulai terkapar ngantuk. Yang lain main UNO, sisanya main PES. Akhirnya aku tidur di kursi, tapi terus disuruh pindah ke kamar. Aku nggak mau soalnya nggak berani kalau sendiri, akhirnya sambil nunggu ada yang mau tidur di kamar lagi, aku tidur di kursi. Nggak tau seberapa lama, Aya bangunin aku dan ngajak tidur di kamar. 

Paginya, aku bangun dan langsung sholat subuh. Selesai sholat subuh, bangunin Farid suruh sholat juga. Ternyata, pada kebo banget sumpah. Dibangunin susah banget. Pagi itu, Ulfi pulang dulu ke rumahnya. Pas Ulfi pulang, aku dapet sms.



Respon pertama : Aduh? Ini beneran ini? Nanti kalau salah gimana?
Respon kedua : Oke, aku coba.

Ini mau bikin teh aja kayak mau berangkat perang ke Afghanistan :|

Ketika hampir semuanya bangun, aku mulai beranjak ke dapur. Planningnya sih aku mau nyeret Aya, biar nggak sendirian gitu. Di dapur, aku keliatan banget bego nya --, Sebenernya ngerti, ngerti banget tata laksana pembuatan teh seperti apa, tapi ada satu faktor yang bernama 'grogi', aku jadi linglung mau gimana-gimananya. Mana udah gitu Aya pergi sama Budi. Aku nggak boleh keliatan panik, aku kudu stay cool.

Sebelum Aya pergi, ketika aku nyiapin teh dan air panas di teko kecil, terus langsung aku tuang ke gelas dan warna tehnya belum coklat, dengan polosnya aku nanya

"Ay, ini kok warnanya...?"
"Ya, ditunggu dulu lah, Peh agak lama biar jadi coklat"

Duh, bego :|
Udah gitu simbahnya Adit dateng. Terkadang, aku nggak kepengen ada dalam kondisi kayak gini, soalnya aku nggak bisa diajak ngobrol sama orang-orang seperti simbahnya Adit ini. Aku nggak bisa cara jawabnya T.T Kemudian ujung-ujungnya aku jawab pakai bahasa Indonesia. Jadinya kan nggak enak banget ya ketika temen-temen luwes banget bahasa Jawanya, aku cuma..cuma... ah entar kalo ngomong sama mertua gue gimana --,

Nah, udah kelar urusan bikin teh, tehnya aku taroh diatas meja. Nggak lama, kita disuguhi tempe puli. Jadi itu adalah tempe dan semacam ketupat yang dipotong-potong gitu. Aku penasaran dan kemudian mencobanya. Sebelum nyoba, ada prosedur yang harus dilaksanakan..

"Ul, ini cara makannya gimana?"
"Ya itu kamu tumpuk tempe sama puli nya, terus dimakan.."
"Contohin dulu cara makannya.."

Akhirnya Ulfi makan. Terus aku ngikutin apa yang Ulfi lakuin. Sebelum makanannya aku masukin ke mulut, aku nanya lagi..

"Ini tempenya harus diatas ya?"

Mungkin kalau Ulfi bawa pistol, aku udah ditembak di tempat.

"Ya terserah. Kalau mau manis duluan ya tempenya diatas..."

Oke, aku kemudian mencoba. Emm, tempenya manis, manis manis tempe bacem. Terus pulinya.. Aku rasa rasain itu kayak nasi gitu kan. Karena nggak yakin, aku nanya lagi sama Ulfi

"Ini pulinya dari apa sih? Kok kayak nasi.."
"Iya itu emang nasi yang dicampur boraks"

What? :o
Aku melongo waktu Ulfi nyebut boraks.

"Makanya kalau makan ini jangan banyak-banyak.."

Pengen nelen jadi susah. Tapi karena laper, tetep ketelen :3 Jadi, perbandingan antara nasi sama boraksnya adalah.. Misalnya nasinya satu bakul, boraksnya satu ruas jari. Gitu. Tapi kan tetep aja yah, namanya juga boraks. 

Selanjutnya Ulfi cerita soal MGDW nya Nokia. Eh Alhamdulillah dapet list game baru. Salah satunya adalah game 'I Surrender' yang mainannya bikin emosi, ngeselin, tapi nggak mau berhenti. Farid aja sampai ketagihan main itu. 

Siti Aya Ipeh - Bangun tidur, belom mandi

Jam 8.00 setelah semua dipaksa bangun, kita berencana mau main ke pantai karena udah kadung sampai Gunung Kidul. Keputusannya adalah ke pantai Siung. Sebenernya pagi itu suasananya mendung. Ditambah, ternyata Budi sama Aya nggak ikut, Trinug sama Siti juga enggak. Jadilah kita berangkat berenam. Sebelum berangkat, ada satu prosedur lagi yang udah jadi kebiasaanku : Bawa Tas. Isinya apa aja terserah, yang jelas ada makanan, minuman, baju ganti sama jas hujan.

Bukit Pantai Siung

Sampai di pantai Siung, ternyata rame. Farid langsung tertuju pada sebuah bukit yang cukup tinggi diatas pantai. Terus, dia ngajak kita semua kesana. Entah kenapa ini kaki langsung berjalan tanpa dikomando. Aku jalan di pinggir pantai, dan ketika ombak menyapu kakiku... Sendalku putus. Respon pertama,

"Yaaah, rid sendalku putus. Gimana dong?" -_-

Terus, sendalku ditinggal di pohon sama Farid dan kita mulai naik ke atas bukit. Ternyata jalannya curam dan licin banget. Aku nyeker, dan aku bawa tas ransel. Udah gitu, sebelah kiri langsung tebing dan lautan, kalau kepleset dan jatuh, yaudah... Wassalam.

Setelah susah payah naik, sampe pucuk dan udah nggak ada pucuk lain diatas kita, ternyata pemandangannya Subhanallah keren bangeeeeeeeet :) Sayangnya, langitnya gelap banget, mendung. Jadi lah kita cuma duduk-duduk, beberapa kali ngambil gambar, dan kemudian tik tik tik.. Gerimis dipadu angin kencang. Taraaaaa jackpot :o Aku langsung pake jas hujan yang aku bawa di tas. Sisanya nggak pake jas hujan. Bag covernya langsung tak pake buat ngurung tas. Kita mulai turun dengan diiringi angin kencang dan hujan deres. Deres banget malahan.

Jalanan tanah kalau kena hujan jadinya licin banget kan? Bayangin. Bayangiiiin~ Track nanjak cuaca nggak hujan aja segitu susahnya, apalagi track turunan ditambah hujan deres plus angin? Aku sebenernya agak parno karena beberapa hari yang lalu habis baca berita soal pendaki gunung gede yang meninggal karena hipotermia. Karena nggak memungkinkan untuk lewat jalur pas naik, akhirnya dicariin jalur baru.  Tinggi banget, tapi lebih aman. Akhirnya kita loncat-loncatan di tebing. Beberapa kali aku loncat, tapi ada satu yang aku nggak berani dan aku lebih milih jalan yang biasa. Soalnya itu tinggi banget men :o

Di depan ada Deden sama Ipin, di tengah aku sama Farid. Beberapa kali nengok ke belakang karena Ulfi sama Adit nggak kelihatan. Terus Ulfi mau nitipin HPnya ke aku, jadi kita nungguin Ulfi sama Adit dulu. Pas udah selesai transaksi, entah gimana prosedurnya…. gedebug, Ulfi jatoh. Padahal itu udah dipegangin sama Farid. Terus aku antara yang ngakak sama kasian sama Ulfi, ya tak bantu berdiri dan kita lanjut jalan lagi. Sempet ada timing dimana Adit mengaku kalau dia sempat di smack down sama Ulfi karena kakinya nyangkut. Wkwkwk. Sampai di bawah... Reda. Yey. Yeeeeeeey.. Yeeeeeeeeeeeeeeeeey... :|


Farid bilang, "Peh, tadi kamu bilang pengen basah-basahan kan? Hati-hati sama omonganmu.."

:|

Habis itu kita cari tempat berteduh. Semuanya basah kecuali aku. Aku cuma celananya doang yang basah. Kita duduk sambil makan cemilan. Deden sama Ipin kumat lagi berisiknya. Tapi mereka lucu banget emang. Ngakaknya aja sampe capek.

Ulfi 'outbond'

Ternyata basah. Dikit.

Setelah istirahat sebentar, aku sama Farid menuju pantai lagi. Tapi karena masih grimis, aku pake jas hujan lagi. Aneh sih, ada orang main di pantai pake jas hujan. Berdiri di tepian pantai, membiarkan ombak menggulung kaki dan menenggelamkannya dalam pasir.


Disana, aku menemukan sesuatu. Tapi rahasia :3

Menjelang siang, karena udah basah kuyup semua, akhirnya kita berpindah dari pantai menuju rumah buliknya Ulfi di dekat Pantai Wediombo. Aku masih tetep pake jas hujan dengan celana basah dan nyeker. Udah gitu diboncengin naik motor dan udah kebayang dong dinginnya kayak apa. Tapi mau gimana lagi, berdoa nya Cuma biar setelah ini nggak sakit aja..

Sampai di rumah buliknya Ulfi, semuanya salin. Aku ngeluarin baju yang tak bawa dari rumah, niatnya supaya Farid aja yang pake, soalnya kan baju dia basah kuyup sedangkan bajuku enggak. Tapi ternyata, setelah dikeluarin, baju gantiku juga basah soalnya ditarohnya di tas bagian bawah dan kemungkinan pas hujan-hujanan itu kebasahan walaupun udah dikasih bag cover. Salahku juga sih nggak dimasukin plastik --, Alhasil, aku merelakan jaketku dipake sama Farid dan setelah itu njuk jadi melar :o

Di rumah buliknya Ulfi kita makan sama tidur. Sekitar jam 4 baru kita pamit pulang. Aku sempet mandi loh disana, airnya dingin banget. Disana sinyalnya susah, cocok banget buat tempat mengasingkan diri dari hiruk pikuk kepenatan di kota. Hihi. Pas balik ke rumahnya Adit lagi, kita baru dapet sinyal.

Pas perjalanan pulang, Farid mampir dulu buat beli makanan khasnya Gunung Kidul. Aku lupa namanya apa. Hehe. Habis itu baru melanjutkan perjalanan, dan setelah mampir sholat sama mampir makan, sampai rumah jam setengah 9 :3

Sebenernya sih, ini perjalanan yang seru banget menurutku. Banyak unpredictable situation yang malah membuat ceritanya jadi tambah seru. Kalau naik ke bukit Pantai Siungnya nggak pake hujan badai, ceritanya jadi nggak seru. Kalau nggak pake acara sendal putus dan nyeker kemana-mana juga ceritanya nggak seru. Tapi yang paling seru adalah.. Tetep… "Sama siapa" nya. Haha. Yah, semoga ini adalah awal yang baik untuk semuanya :)

MinBak 2013

Kali ini mau sedikit cerita soal satu tahun saya bersama 9 orang super ajaib yang tergabung di Departemen Minat dan Bakat. Yak, tempat saya belajar menjadi seorang kakak bagi 7 orang adik-adik. Walaupun pada akhirnya sepertinya masih belum layak juga diberi predikat seorang-kakak-yang-baik, tapi paling enggak semoga saya pernah meninggalkan sesuatu yang bermanfaat buat mereka. Walaupun memang sebenernya mungkin juga nggak ada :')

Terima kasih buat Annis yang sudah mengajak saya bergabung disini. Bermula dari temu perdana departemen sebelum temu perdana seluruh pengurus, saya masih sulit menghafal nama mereka semua, sampai sekarang bahkan saya selalu ingat wajah dan kelakuan mereka yang super ajaib.

Satu tahun yang penuh cerita. Satu tahun yang membuat saya banyak sekali belajar...

Minbak Foto Departemen


Minbak di HIMANIKA Sehat I

Minbak Juara HIMANIKA Sehat I 

Minbak di Buka Bersama Bidang I


Minbak di Demo Study Club Shibernika 2013

dan yang terakhir..


Minbak Foto Tahunan

Sungguh, masih banyak cerita saya dan teman-teman di Minbak. Dari Raker, Upgrading, Pensi, Pekan Olahraga, Workshop Mikrokontroler, sampai akhirnya menjadi Departemen Terbaik di HIMANIKA 2013 :)

Terima kasih atas satu tahun yang berkesan. Terima kasih telah menjadikan saya seperti ini. Kepada yang melanjutkan, teruskanlah perjuangan Mbak Annis dan teman-teman di Minbak ya. Semoga Minbak kedepannya selalu lebih baik lagi.

Buat Annis, Udin, Wafi, Riyan, Agus, Nasir, Yana, Dhila, Ida. Pokoknya terima kasih. Sukses selalu buat kalian dimanapun kalian berada :)

Buat Agus, jadilah kadep yang baik :)