21 April 2011

18

Well, baru sempet bikin postingan ini. Semoga belum terlambat buat bilang makasih keee :

SEMUANYA :)

Tanggal 20 April kemaren banyak banget kejadian yang awalnya gue kira bakalan nothing, tapi ternyata berakhir dengan senyum2 hehehehe.

Pertama, kemaren adalah hari kelahiran gue yang ke 18. Nothing special, cuma dapet banyak sms ucapan met ultah dari temen-temen. Dapet tamparan dari naning sama yudho. Dapet banyak wall, dan yang paling mengharukan adalah ..

Terharu aja masih sempet diucapin. Semoga ngucapinnya bukan karena insiden siang hari itu. Zzzzz Obed Jonathan Pasaribu, temen 6 taun gue yang paling tega banget aja pisan euy -_- Makasih buat semua doanya, semoga Allah menjabah doa kalian semua, terutama di bagian lulus UN dan tembus UGM ! Maaf kalo ucapannya nggak bisa dibalesin satu-satu, dan maaf ngga bisa nraktir ya hehehe. Oiya, maaf juga kalian nggak jadi ngerjain gue.. karenaaaa..

Kedua, di hari ke 3 UN itu gue sakit. Badan gw demam, kepala pusing banget, pilek, wah campur aduk jadi satu. Mana hari itu, UNnya pelajaran B.Inggris sama Kimia, gue nggak sempet mikir, kepala gue keburu pusing banget. Yaudahlah seadanya aja.. Tapi gue masih dikerjain Obed loh, dan anak2 IPA3 yang lain. Yaaaa kaya biasa, berhubungan sama si cowok itu. Gue yang udah lemes banget, pasrah aja pas ditarik-tarik.

Di umur gw yang ke 18 tahun ini, gue harap gue makin dewasa menjalani hidup, makin sabar, makin serius sama hidup, makin baik, makin ya makin yang baik-baik aja. Terus, resolusi gw yaitu LULUS - UGM. Itu yang amat sangat gue harapkan :)

Sekiranya, udah cukup kali ya postingannya, gue ngetik ini aja, kepala gue masih cenat-cenut. Mau istirahat lagi. Sekali lagi, makasih buat semua doanya, dan maaf kalo nggak bisa bales wall/smsnya.

Doain gue cepet sembuh ya :)

Muaaaaaaaaaaah

14 April 2011

Seminar Motivasi SMAN 1 Cibinong

Hari ini adalah hari yang agak sedikit berbeda buat siswa kelas 12 SMAN 1 Cibinong. Nggak kaya biasanya, kali ini kita semua berangkat pagi bukan dengan tujuan SMAN 1 Cibinong, tapi menuju ke Pondok Orri. Sebuah gedung pertemuan di daerah Citeureup guna melaksanakan Seminar Motivasi buat persiapan terakhir menjelang pelaksanaan UN , Senin nanti.

Acara yang ditargetkan mulai jam 7 ngaret sampai jam 7.30-an. Gue dan temen-temen kelas XII IPA 4 berkumpul di salah satu tempat yang udah disediakan. Acara ini khusus buat anak kelas 3, yang dateng ya cuma anak kelas 3 plus guru-gurunya, jadi kerasanya tuh gedung milik anak kelas 3 doang. Pertama, kita membahas soal-soal aimulasi UN Matematika. Soalnya yang buat anak IPA, IPS, Bahasa tentang Logika, Persamaan Kuadrat, Limit, Deret, Komposisi Fungsi dan Invers.

Dilanjut break coffee selama 15 menit sambil nunggu pembicara selanjutnya dateng. Berhubung kita pada kelaperan, banyak anak2 Mayat yang bergerombol menuju minimarket terdekat buat beli makanan, termasuk gue. Pas udah balik ke gedung, Wayan bawa sebungkus gorengan yang langsung diserbu anak-anak sekelas dan tanpa menyisakan gorengan buat Wayan. Wayan cuma bisa meringis dan ngegigitin sedotan. Dengan mukanya yang melas, dia bilang "Udah gapapa, sedotan juga enak kok.." Hahaha jadi nggak tega. Terus, Abdian ngeluarin snack juga, dan seperti biasa, makanannya juga habis direbutin anak-anak. Emang raja tega nih semuanya. Dengan dalih, INDAHNYA BERBAGI. Hehehe, tapi seru lah. Soalnya gue juga ikutan.

Acara selanjutnya yaitu pembahasan Bahasa Inggris. Jujur aja gw ngantuk banget pas materi ini. Alhasil gue ngutrek2 handphone gue, OL lah, Foto-foto lah, main games lah, ngerecokin orang lah. Dan temen-temen disekeliling gue malah pada main ABC lima dasar. Hahaha dasar anak kecil :D

Selesai Bahasa Inggris, waktunya ISHOMA yang diawali dengan makan siang. XII IPA 4 berkumpul jadi satu, ditemenin Bu Surawi, wali kelas paling baik sedunia makan siang sambil lesehan. Seru. Banget. Eh seru aja. Hahaha. Habi itu lanjut sholat Dzuhur, tadinya mau sholat di rumah Galuh, eh ternyata nggak boleh keluar sama Pak Ucup. Hhuhuhu :( Akhirnya harus antri dan jejel-jejelan buat wudhu dan sholat. Tadi itu, rasanya kaya lagi study tour kemanaaaa gitu. Dimana-mana yang dilihat anak kelas 3 terus, jadi ngerasa deket banget.

Habis ishoma, inilah acara intinya, ESQ dan Motivasi oleh Pak Aris siapaaa gitu, lupa gue. Hehe. Kita yang tadinya duduk di kursi, jadi lesehan di tengah aula. Beliau menyampaikan motivasi dengan cara yang interaktif dan menarik. Nggak bikin bosen. Anak muda banget lah. Jadi intinya, sama kaya motivasi2 yang lain, kita harus bisa menyemangati diri sendiri dan yakin kalo kita bisa mengahdapi UN dan lulus dengan hasil memuaskan. Selain itu, kata-kata tentang kebersamaan juga banyak disebut. Yang disambut dengan riuh rendah tepuk tangan siswa kelas 12.

Dan, yang terakhir, Pak Aris nyuruh kita semua berdiri. Menyilangkan tangan di depan dada, tutup mata dan tundukkan kepala. Beliau mengajak kita mengahdirkan sahabat-sahabat kita, tentang bagaimana kita akan berpisah, tentang apa yang udah kita lewatin bareng2 selama 3 tahun kebelakang, tentang persahabatan yang udah kita jalin. Nggak nyangka, ruangan yang tadinya sunyi langsung berisik dengan suara orang nangis sesenggukan. Apalagi waktu ditambah dengan menghadirkan kedua orang tua kita, wah makin kejer. Gue berdiri diantara dua orang laki-laki yang berbadan kekar lah bisa dibilang, dan mereka nangisnya lebih kenceng daripada gue ternyata. Hehehe, namanya perasaan mah ngga akan bisa dibohongin. Sedih banget rasanya, kaya disadarin, "Heh, waktu kalian tuh tinggal dikit, bentar lagi kalian pisah! Jauh, jauh banget!" Makin berbuncah-buncah lah air mata kita. Yang ada di otak gue saat itu adalah flashback apa yang pernah gue alami selama sekolah di SMAN 1 Cibinong, jaman kelas 1 di X-1, Kelas 2 di XI A 4 dan kelas 3 di XII A 4, semua hal tiba-tiba keluar dan menumpuk di pikiran gue. Tentang semua kenangan yang sulit untuk dibuat tapi gue yakin lebih sulit buat dilupakan.

Orang yang pertama gue peluk adalah Naning, sedih banget rasanya. Terus Dian nyamperin gue dan pelukan lagi. Sahabat 6 tahun gue, yang nggak pernah sekelas. Gue harus ninggalin dia ke Jogja. Gue harus mencoba hidup sendiri. Tanpa dia yang biasanya tiap hari ada di sebelah gue. Dian juga nangis dan sepertinya lebih kejer daripada gue. Gue lihat mata Dendi, merah banget. Mata Nyink2 juga merah, Wayan juga nangis ternyata.. Ah, sahabat. Persahabatan emang kadang bikin cowok kuat pun luluh ..

Acara ditutup dengan doa singkat dan pesan-pesan dari Bu Siti yang ngomong sambil meneteskan air mata. Dan pas udah diluar gedung, banyak muka-muka sembab dan mata-mata bengkak dari anak kelas 3. Salah satunya Zz yang bilang ke gue kalo pas tadi ESQ disuruh menghadirkan Ibunya, tiba2 Ibunya telfon dananyain dia udah makan apa belum. Gue seketika kangen ibu gue, seharian belum ketemu. Dari kemaren malahan gara2 gue nginep di rumah Tria.

Intinya, semoga seminar ini bermanfaat sebagaimana mestinya. Bikin kita optimis mengahdapi UN, dan kelulusan. KITA MASUK BARENG-BARENG, KELUAR JUGA WAJIB MUSTI HARUS BARENG-BARENG !!

I LOVE SMAN 1 CIBINONG ANGKATAN 35 !!

12 April 2011

Remember ??

"Pikun itu nular, menurut Prof. Ada A.J, pikun merupakan terhambatnya sensor neuro trans yang diakibatkan kelainan hibrid antar alel sehingga terjadi mutasi tanpa adanya hukum gravitasi autosom lalu terjadilah kriptomeri yang ditutupi oleh sifat epistasis.."

I love you :*

8 April 2011

From Jogja With Love II

Akhirnya agendaku selama seminggu sebelum kuliah perdana dimulai. Hari ini hari Senin, Mas Adit dan Mas Bian kuliah, namun mereka menyempatkan diri untuk selalu mengajakku pergi setelah mereka pulang kuliah. Kami pergi ke Cangkringan, lokasi bekas erupsi merapi beberapa bulan lalu, lalu kami mengelilingi Kota Yogyakarta. Mas Bian yang memang asli Jogja, dan sudah tinggal disini sejak lahir menjelaskan banyak hal padaku. Menjelaskan tentang bagaimana Jogja banyak berubah. Akupun merasakan hal yang sama, Jogja banyak berubah. Tapi sekali lagi, aku tetap cinta Jogja.

Suatu hari, saat aku menagih janjiku pada Mas Adit yang kemarin berkata hendak mengajakku pergi ke Taman Sari, Mas Adit malah mengatakan bahwa hari itu ia akan pulang kuliah pada sore hari. Aku kesal, Mas Adit sendiri yang menjanjikanku, dan berkata bahwa hari itu ia tak ada acara. Lalu aku menelpon Mas Bian, ternyata sama saja. Mas Bian juga ada acara lain. Aku yang sudah siap berangkat sedari tadi tiba-tiba merengut, ngambek. Mas Adit yang merasa tidak enak berkata, akan memeblikanku Rujak Es sepulang kuliah nanti. Ah , dasar memang sifatku yang masih seperti anak kecil, aku berhasil dibuat tersenyum hanya dengan Rujak Es.

Bosan, aku berkeliling rumah. Saat itu aku sendiri, Mbah Kakung dan Mbah Putri tak ada dirumah, mereka sedang pergi ke pengajian di daerah Mlati. Aku lalu melirik Beat merahku, nganggur. Belum pernah ku pakai semenjak aku tinggal disini. Awalnya aku ragu, tapi tak lama, ku ambil kunci motor, dan pergi. Sebelum pergi, kutulis pesan di atas meja ruang tamu, pesan untuk Mbah Putri dan Mbah Kakung.

"Ajeng pergi naik motor, nggak jauh-jauh kok cuma jalan-jalan aja"

Awalnya aku hanya berkeliling sekitar rumahku, lalu semakin jauh ke daerah Denggung. Daerah Pemda Kabupaten Sleman itu jalanannya cukup sepi, anginpun semilir berhembus, aku yang menaiki sepeda motor pun agak sedikit mengantuk, dan tiba-tiba..

Brak !

Aku terkejut. Sepertinya aku menabrak sesuatu. Benar saja, sebuah motor tertabrak olehku. Seketika wajahku pucat, aku takut sekali. Ku hentikan sepeda motorku, seseorang yang mengendarai motor itu menoleh kebelakang dan membuka kaca helmnya. Aku sudah siap bila aku harus dicaci maki. Saat aku sedang menunduk, seseorang itu berkata,

"Ajeng !"

Aku langsung menengadahkan wajahku, seorang laki-laki yang sepertinya tidak asing bagiku. "Mika??"

"Ya ampuun kamu lagi. Kamu gimana sih naik motornya?" ujarnya

"Aduh aduh, Mika maaf banget tadi aku ngantuk. Maaf banget ya," ujarku takut. Namun Mika tertawa

"Hahaha udahlah, nggak parah kok. Cuma patah dikit nih, " ujarnya sambil menunjukkan bagian belakang motornya yang sedikit patah. Aku jadi merasa tidak enak.

"Ya ampun Mika, inisih parah. Aku ganti ya"

"Enggak, enggak. Udah Jeng minggir dulu aja deh, nggak enak banget di tengah jalan kaya gini." ajak Mika

Aku langsung meminggirkan motorku. Dalam hatiku sangat lega, seburuk-buruknya menabrak motor, untung saja yang aku tabrak adalah motor Mika, dan Mika tidak marah soal ini. Coba saja yang aku tabrak motor orang lain, pasti sudah habis aku dimarahi. Mika mengajakku duduk di sebuah bangku taman setelah memarkirkan motor.

"Diem aja , Jeng? Yaudahlah nggak usah dipikirin motorku" ujar Mika

"Eh, hehe. Yaa gimana ya Mik, aku nggak enak banget." Jawabku masih sambil menunduk.

"Udah, biasa aja. Anggep aja itu tadi salam perkenalan kita hehe. Tapi aneh juga ya" tawa Mika. Lesung pipinya terbentuk di pipi kanan. Tawanya renyah. Tawanya ramah. "Aku traktir Siomay ya," tawar Mika.

"Ya ampun Mika, nggak usah. Aku udah nyusahin kamu banget hari ini masa masih ditraktir makan segala sih?" ujarku

"Haha, masih kaku aja kamu. Nggak apa-apa. Eh kamu ngapain disini?" tanyanya

"Aku lagi jalan-jalan aja, suntuk dirumah sendirian. Kamu sendiri ngapain disini?" tanyaku balik.

"Oh, aku baru aja pulang kuliah. Rumah kamu emang dimana? "

"Di Sleman, depan pom bensin ituloh , Mik"

Seketika obrolan kami mengalir. Seperti seseorang yang telah lama kenal. Ternyata Mika adalah seorang mahasiswa semester 4 di UGM jurusan Arsitektur. Ya, dia kakak kelasku ternyata. Dia adalah mahasiswa perantauan, seperti aku. Dia berasal dari Surabaya. Pantas saja, logatnya sangat "Surabaya" sekali. Kami bercerita banyak hal. Mika memberitahuku tentang bagaimana ospek di UGM, tentang bagaimana ia berkuliah. Aku lebih sering tertawa saat mendengarkan ia bercerita. Cerita sedih saja dibuat konyol olehnya. Kami sempat bertukar nomor handphone.

Tak terasa, maghrib hampir tiba. Kalau saja Mas Adit tak bolak-balik menelponku, aku pasti masih tetap disini bersama Mika. Akhirnya, kami berpisah di Taman Denggung itu.

Sesampainya dirumah, aku menceritakan apa yang terjadi seharian ini. Mas Adit begitu antusias mendengarkan ceritaku. Dan dia menyimpulakn bahwa Mika adalah orang yang ramah dan baik hati. Aku sependapat dengannya. Namun, saat aku bercerita pada Mas Bian, nampaknya ia kurang setuju jika aku dekat dengan Mika.

Bersambung..

6 April 2011

From Jogja With Love I

..Ketika ku pijakkan kaki di kotamu
Ada yang lain mengisi hatiku
Senyum dan air mata yang kau beri
Saat kita bertemu di kota yang sama ..

Lagu SKJ'94 masih mengalun pelan di telingaku saat kulihat sebuah jembatan penghubung dua provinsi dari dalam bis yang aku tumpangi. Pagi belum menyapa, "Ah,sampai juga aku di Jogja.." ujarku sambil membenarkan posisi dudukku. Bis masih melaju kencang, kulihat di sepanjang jalan, rumah-rumah yang sangat khas coraknya, yang berbeda saat aku masih tinggal di Bogor. Hari ini aku kembali ke Jogja, namun kali ini bukan sebagai liburan, tapi aku akan menetap disini paling tidak sampai 4 tahun ke depan, untuk mengejar ilmu, dan berkuliah.

Aku melewati RSUD Sleman di Murangan, tempat aku dilahirkan 18 tahun yang lalu. Dulu aku dilahirkan disini, dan sekarang kembali lagi untuk merubah hidupku. Aku selalu kagum dengan Jogja dan seisinya. Entah kenapa aku selalu merasa nyaman apabila aku berada disini.

Tak terasa aku sudah sampai tujuanku, Jl. Magelang KM. 11. Aku turun dari bis setelah mengucapkan terima kasih kepada supir bis yang mengantarku. Jalanan masih lengang, langit masih gelap. Hmmmh, aku mencium wangi Jogja di pagi hari. Wangi yang khas, wangi yang selalu membuat aku rindu. Kubawa tas ku menuju rumah yang akan aku tinggali nanti, rumah kakekku.

Saat itu pukul 4 pagi. Sesampainya di depan rumah kakek, aku melihat ke sekitar. Sepertinya orang-orang di dalam rumah masih tertidur. Ku pencet bel rumah. Suara bel mengalun. Sekali, dua kali. Dan saat aku ingin menekan untuk ketiga kalinya, seorang laki-laki setengah baya membukakan pintu.

"Pasti iki putuku yo?" ujar laki-laki itu

"Iya, Mbah. Ini Ajeng" sahutku sambil tersenyum. Laki-laki itu kakekku, yang akan menjadi orang tuaku selama aku tinggal di Jogja.

Aku dipersilakan masuk dan membereskan kamarku sambil menunggu adzan Subuh berkumandang. Saat inigin mengambil air wudhu, aku bertemu Mas Adit, kakak sepupuku. Usianya hanya berbeda setahun denganku.

"Asik, yang ditunggu udah dateng. Gimana rencana kita , Jeng? Kamu belum mulai masuk kuliah kan hari ini?" tanya Mas Adit

"Hahaha, Mas Mas, adeknya dateng bukannya ditanyain kabarnya kek, malah ditanya yang macem-macem. Iya aku mulai kuliahnya minggu depan, jadi seminggu ini kita bisa jalan-jalan. Aku mau ngapalin jalan di sini ya Mas, biar nanti kalo jalan-jalan sendiri aku nggak nyasar." jawabku

"Bereees. Oiya, nanti malem ada acara di Taman Budaya, acaranya Mas Bian. Ada pagelaran seni gitu.Kemaren, Mas Bian ngasih aku 2 tiket VIP. Katanya spesial buat kita. Ikut ya !" ajak Mas Adit. Aku langsung meng-iya-kan ajakannya itu.

Mas Bian juga kakak sepupuku. Aku, Mas Adit dan Mas Bian sangat dekat. Setiap aku ke Jogja, kami selalu menyempatkan untuk jalan-jalan bertiga.

Siang ini aku tidak pergi kemana-mana, Mas Adit kuliah. Jadi aku hanya membantu Mbah Putri di dapur, dan sesekali bermain laptop di kamar. Bosan. Aku melihat kumpulan foto-foto di laptopku, foto-foto ketika aku SMA. Ku teliti satu persatu kumpulan foto tersebut, sampai aku tiba pada satu foto. Foto Dimas. Dua detik aku terdiam memandang foto itu, berfikir bahwa ternyata perpisahan itu benar-benar ada. Padahal banyak hal yang belum sempat aku utarakan padanya, namun semuanya sudah terjadi. Aku ingin membangun hatiku lagi disini, di Jogja. Dan emlupakan hal kelam selama aku masih di Bogor sana.

Tak terasa malam tiba, selepas Maghrib aku dan Mas Adit sudah bersiap untuk pergi. Kami mengendarai sepeda motor menuju Taman Budaya. Kami melewati jalanan padat Jogja di malam hari, apalagi itu malam minggu. Seluruh jalan penuh sesak oleh kendaraan. Tapi aku menikmati hal seperti ini. 

15 menit kemudian kami tiba di Taman Budaya, suasananya sangat ramai tapi karena mendapat tiket VIP, kami dengan mudah bisa memasuki tempat pertunjukan tanpa perlu mengantri lebih lama. Kulihat Mas Bian sangat apik memainkan perannya. Sebuah drama paraodi, yang sangat seru. Sangat membuatku terpukau, sesekali membuatku tertawa terbahak-bahak. Melihat tingkah Mas Bian membuatku tak sabar ingin menemuinya.

Selesai pertunjukan, aku dan Mas Adit menemui Mas Bian di belakang panggung.

"Mas Bian keren banget! Bisa juga kamu akting kaya gitu, Mas. Hahaha" ujarku kepada Mas Bian

"Hehe makasih Jeng. Untung kamu dateng hari ini, jadi bisa lihat Mas Bian akting kaya tadi. Jarang-jarang loh. Itu aja ikutnya dipaksa sama temen Mas" tawa Mas Bian.

Mas Adit yang sedari tadi hanya mendengarkan pembicaraanku dengan Mas Bian tiba-tiba berkata ,"Bian, toliet sebelah mana sih? Aku kebelet"

"Ah ada-ada aja kamu , Dit. Ayo aku anteein aja deh. Pake toilet yang di dalem aja, yang diluar kotor" Ujar Mas Bian

"Aku gimana?" tanyaku

"Kamu disini aja dulu, nggak lama kok .." jawab Mas Bian " Duduk aja disitu tuh" ujarnya lagi sambil menunjuk sebuah bangku panjang.

"Yaudah, tapi jangan lama-lama ya" jawabku sambil berjalan menuju bangku yang ditunjuk Mas Bian.

Sambil menunggu, aku melihat handphoneku, membuka twitterku, dan melihat timelinenya. Sebuah akun twitter tentang Jogja sedang membahas pagelaran yang sedang berlangsung di tempat aku berada sekarang. Dan admin akun itu menulis "Yang lagi di Taman Budaya, RT tweet ini". Aku langsung meretweet tweet itu, dan tak beberapa lama, kulihat ada mention masuk untukku. Kulihat dari akun @mikaa yang juga meretweet tweetku. Seingatku , kami tidak saling memfollow. Lalu dia mementionku

@mikaa : @aajjeenngg lagi di TBY juga? acaranya seru ya
@aajjeenngg : @mikaa iya ini lagi di TBY. ini siapa ya? apa kita udah saling follow?
@mikaa : @aajjeenngg hehe ini mika. kamu? emang kita belum saling follow. aku follow kamu ya
@aajjeenngg : @mikaa aku ajeng. iya ini udah aku follow back. salam kenal ya
@mikaa : @aajjeenngg iya sama sama :)

Mention terputus. Seseorang yang bernama Mika itu tidak membalas mentionku lagi. Saat yang sama, Mas Adit dan Mas Bian kembali. Lalu kami beranjak dari tempat itu.

Malam menunjukkan pukul 20.30 , angin malam itu lumayan agak kencang. Aku merapatkan jaket jeansku.

"Makan yuk, laper nih. Aku yang traktir deeeh" ajak Mas Bian

"Hayuuuuk" jawabku dan Mas Adit kompak. Siapa yang akan menolak kalau akan ditraktir makan. Hehehe

Kami lali menuju sebuah tempat makan bebek goreng di dekat Monjali. Aku sangat suka makan bebek goreng, apalagi makan di tempat ini. Kuhabiskan makananku, lalu aku bercerita tentang rencana kegiatanku selama seminggu sebelum aku kuliah perdana, Senin pekan depan.

"Jadi gini Mas Mas ku yang ganteng, pokoknya kalian harus jadiin aku kenal Jogja lebih dalam dalam waktu seminggu ini. Gimana? Pokoknya ke tempat biasanya anak-anak Jogja nongkrong deh. Hehehe" ujarku. Mereka setuju, tapi mereka meminta maaf jika mereka tidak bisa setiap hari menemaniku karena mereka harus kuliah juga. Aku memakluminya. Malam itu, kami pulang kerumah setelah pukul 21.30.

Keesokan paginya, aku mengajak Mas Adit dan Mas Bian ke sunday morning di UGM, tempat kuliahku. Saat aku membuka twitter, aku menemukan Mika jga ternyata sedang berada disana. Lalu aku memutuskan untuk kopi darat dengan Mika, di sunmor itu. Mika berkata bahwa ia memakai baju berwarna hijau dan aku berkata bahwa aku memakai baju berwarna biru, memakai jilbab, dan membawa tas berwarna hitam. Tak kusangka, kami bertemu 5 menit kemudian, dan yang paling membuatku kaget adalah, ternyata Mika itu laki-laki.

"Ajeng?" sapanya

"Iya, ini siapa?" tanyaku balik

"Mika.. Yang tadi mention kamu" jawabnya

"Loh, kamu tuh cowok?" tanyaku heran. Dari username twitternya, kupikir dia adalah gadis yang manis. Ternyata perkiraanku salah besar. Mika sedikit agak, tampan.

"Iya, aku cowok. Hehe, kaget ya?" tanyanya

"Iyalah, soalnya nama kamu manis banget di twitter. Aku jadi salah duga kan. Hehe, maaf ya" ujarku  "Oiya, ini Mas ku, Mas Adit sama Mas Bian. Mas, ini yang aku ceritain kemaren itu, Mika"

Mereka saling berkenalan. Aku dan Mika hanya bertemu beberapa menit, lalu kami berpisah. Mika berkata bahwa dia senang bertemu denganku. Ya, hanya itu yang ia ucapkan. Mas Bian mengingatkanku untuk tidak terlalu percaya kepada orang yang baru kita kenal. Aku paham, apalagi aku orang baru di Jogja.

Bersambung..

You Guys

5 April 2011

Ini yang Paling Gue Benci

Saat dimana gue merasa makin tidak bisa menjangkau dia. Saat perbedaan itu tuh bener-bener kelihatan nyata. Saat gue samasekali ngga punya kesamaan. Saat gue menyadari, dan saat kenyataan itu berbicara.

Gue benci saat gue kelihatan lemah, kelihatan bingung, kelihatan susah. Ih, mau UN juga. Kalo mau kaya gini tuh nanti aja selesai UN. Gue nggak suka kelihatan galau lagi kaya sekarang. Kaya seharian ini, pagi2 buka facebook, nemu dia di statusnya Abdian, tangan gatel banget pengen komentar, tapi ngga enak. Siangnya, disekolah didorong2, dicengin, makin ngga enak. Puncaknya sore ini, buka salah satu grup tongkrongannya dia, temen gue memposting tentang senyum. Bahwa senyum adalah ibadah dan bisa mempererat tali silaturahmi. Dia komentar "Meskipun senyuman kita kadang disalah artikan" Buat gue nih ? Oke..

Terus Dini sms tentang acara pemantapan UN, yang diikuti dini, dia dan 18 anak kelas XII IPA di sekolah gue. Yang diikutsertakan tentu saja anak-anak yang menonjol di matematika. Disitu gue nyesel banget, kenapa gue ngga pernah berfikir sejauh ini. Kenapa gue nggak pernah dipanggil guru buat ikut seminar, pelatihan atau pemantapan apa kek. Ya, karena gue nggak punya kemampuan apapun -_-

Itu, itu yang bikin kita beda, bikin kita nggak pernah sama, bikin kita nggak pernah satu. Dan gue amat sangat benci hal kaya gini :(

4 April 2011

UN H-14

Dan gue, siang ini, tiba-tiba pingin punya pacar. Absurd banget -_- Gak ada angin gak ada gludug. Pemikiaran yang aneh , keinginan yang aneh cuma gara2 disekeliling gue isinya orang yang pacaran. Menurut gue ini nggak nyambung, UN tinggal 14 hari lagi tapi bukannya termotivasi buat belajar giat, malah pengen punya pacar. Apa pacar bisa bikin gue lulus dari sekolah gue sekarang ???

Persiapan buat UN aja masih belang bentong mau pacaran. Boleh pacaran, tapi sama buku. Itu juga kalo bukunya mau. Hahahaha. Ya ampun hina banget kayaknya gue sampe buku aja mikir2 buat jadi pacar gue, haha. Bukan nggak mau, gue aja yang belum bisa akrab dan terbiasa sama si buku. Hahaha

Han, gimana gimana? Lo belum bisa akrab sama buku ??

Iya -_______________- Belum bisa akrab sama buku, terutama buku pelajaran. Dosa banget ih UN tinggal di pelupuk mata padahal. Harusnya, seperti kata bu Surawi, persiapan UNnya tuh tinggal 0.1 % lagi. Tapi coba lihat diri gue, paling2 50 %. Ya ampuuuun waktu tinggal dikit lagi. Susah bener fokusnya ya -_-

Mau belajar, gangguannya handphone-lah, laptop lah, facebook, twitter, kaskus, blog -_- Pengen di non aktifin sementara, tapi ga tega, dan belum bisa. Tapi jujur, mengurangi sih udah, ngga se-addict dulu lah onlinenya.l Sekarang lebih tau diri. Hehehee.

Well, intinya UN tinggal 14 hari lagi, 2 minggu lagi. Gue harap setelah nulis postingan ini, gue bisa melawan kemalasan yang ada di dalam diri gue, melawan semua sifat jelek dari diri gue. Demi gue. Demi masa depan gue. Demi kebanggaan orang tua gue, orang yang sayang sama gue, dan orang-orang yang gue sayang.

Semoga, 18-21 April 2011, seluruh siswa-siswi se-Indonesia diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam melaksanakan Ujian Nasional. Diberikan kelancaran, kecerdasan berpikir sehingga tanggal 16 Mei nanti, ketika buka hasil kelulusan, semuanya lulus dengan nilai yang memuaskan. Aaamin :)

*)gue gak akan nyuruh lo ngejarkomin ni sms dengan embel2 gak lulus. lulus atau enggaknya seseorang bukan tergantung berapa banyak sms yang kita sebar, tapi tergantung bagaimana usaha kita untu mendapatkan kelulusan itu. so, perbanyak belajar, usaha dan tawakal. trust me, it works !!

Soal gue pingin punya pacar, setelah ngetik ini, gue jadi nggak pengen lagi tuh sebelum semua urusan gue di SMA selesai :) Ha ha ha

2 April 2011

Doaku Hari Ini

ya Allah, aku sedang jatuh cinta
jatuh cinta dengan salah satu ciptaanMu wahai Dzat yang Maha Sempurna
ia yang selalu kulihat wajahnya
wajah yang teduh, yang terbasuh air wudhu
untuk selalu bersujud kepadaMu

ya Allah, aku sedang jatuh cinta
jatuh cinta pada salah satu ciptaanMu wahai Dzat yang Maha Mulia
ia yang pada petang ini
menjadi imam dalam sholat Maghribku

ya Allah, sesungguhnya Engkau telah menyimpan semua takdirku
hidupku, matiku. dan jodohku
kau telah tuliskan semuanya sebelum aku terlahir di dunia ini

ya Allah, sesungguhnya semuanya adalah misteri
misteri yang tak dapat aku terka, esok akan jadi bagaimana

ya Allah, hanya do'a yang mampu kupanjatkan
semoga imam sholat magribku hari ini,
suatu hari nanti
menjadi imam dalam hidupku sampai akhir hayatku
yang memimpinku melafadzkan asmaMu
yang membimbingku saat aku meniti hari-hariku
yang mengingatkanku untuk tetap mencintaiMu
yang mengingatkanku ketika aku mulai terlena dengan nikmatnya dunia
yang menjadi ayah dari anak-anakku

ya Allah, wahai Dzat yang Maha Sempurna
aku percaya takdirMu adalah sebaik-baiknya takdir
aku percaya Engkau yang Maha Mengetahui segalanya
kabulkan doaku, jika memang takdirku begitu

Aaaamiin